Mohon tunggu...
Sam
Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Padi tumbuh tak berisik. -Tan Malaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Dilema Lulus SMA, Pilih Bekerja atau Kuliah?

17 Maret 2016   11:02 Diperbarui: 17 Maret 2016   20:45 2856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: timeshighereducation.com"][/caption]Puncak segala kegelisahan, kebingungan, dan kegalauan yang dialami oleh siswa SMA bukan terletak pada saat perjuangan menghadapi Ujian Nasional, namun ada momen yang lebih dari itu. Kelas XII atau kelas 3 SMA adalah saat-saat di mana kebanyakan (meskipun tidak semua) siswa mendadak menjadi rajin beribadah. Ya, di sinilah saat penentuan nasib masa depan, sebuah batu pijakan yang bisa membuat seseorang sukses, atau justru sebaliknya.

Ada dua dilema besar yang secara umum dialami yaitu memilih untuk bekerja atau melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Belum lagi jika dilema tersebut mendapat intervensi dari orang tua yang tidak sesuai dengan pilihan siswa, atau mungkin pengaruh ikut-ikutan dengan teman, sahabat, bahkan pacar jika ada.

Pertama, bekerja, biasanya menjadi prioritas utama bagi siswa SMK karena sudah memiliki keahlian. Namun bukan berarti siswa SMA tidak ada yang memilih bekerja. Bagi mereka yang memilih untuk bekerja biasanya beralasan ingin membantu orang tua mencari rezeki, atau tidak ada biaya untuk melanjutkan pendidikan. Pekerjaan yang dipilih juga bermacam-macam, meskipun belum tentu diterima.

Pekerjaan yang terbuka bagi lulusan setara SMA umumnya adalah karyawan pabrik. Selain itu juga ada pendaftaran bintara TNI dan brigadir Polri bagi yang berkeinginan mengabdi untuk negeri. Kedua pekerjaan itu saat ini masih menjadi pilihan favorit karena menawarkan gaji di atas 2 juta tiap bulannya.

[caption caption="Bekerja sebagai karyawan pabrik terasa berat bagi perempuan. (buruh123.com)"]

[/caption]

[caption caption="Menjadi abdi negara adalah salah satu alternatif pekerjaan lulusan SMA. (okezone.com)"]

[/caption]

Ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum memutuskan pilihan untuk bekerja sebagai karyawan pabrik. Bekerja di pabrik sekarang menggunakan sistem kontrak, yang menuntut karyawan harus masuk kerja setiap hari dan dilarang absen dalam alasan dan kondisi apa pun jika masih ingin kontraknya diperpanjang di bulan berikutnya. Bekerja di pabrik membutuhkan kondisi fisik yang prima karena relatif berat dengan jam kerja yang tak kenal waktu.

Banyak karyawan yang hanya bekerja sebulan, kontraknya tidak diperpanjang lagi. Kemudian menganggur dan bingung mencari pekerjaan lain. Namun itulah nasib jika memiliki ijazah setara SMA, bukan bermaksud menyamaratakan atau merendahkan, namun kenyataan yang ada di masyarakat memang seperti itu, di mana akan sulit mencari pekerjaan tetap jika tidak kreatif menciptakan lapangan kerja sendiri dengan keahliannya.

Kedua, melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi alias kuliah. Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, perguruan tinggi dapat berbentuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik, atau Akademi sesuai pengertiannya masing-masing. Perguruan tinggi dibedakan lagi menjadi tiga kategori, yaitu perguruan tinggi negeri (PTN), perguruan tinggi swasta (PTK), dan perguruan tinggi kedinasan (PTK).

Masing-masing daerah pasti memiliki perguruan tinggi, mulai dari Aceh sampai Papua. Seleksi masuk perguruan tinggi sangat ketat, mulai dari PTN, PTS, maupun PTK. Kuliah identik dengan pilihan siswa yang mempunyai ekonomi cukup. Namun sekarang siswa dengan kondisi ekonomi yang bisa dibilang kurang juga bisa kuliah melalui program beasiswa pendidikan yang diberikan.

[caption caption="Universitas Indonesia, PTN ternama di negeri ini. (alfarui.id)"]

[/caption]

PTN, merupakan tempat kuliah paling banyak diminati di Indonesia. Bukan rahasia umum lagi bahwa biaya pendidikan di PTN (tidak semua) lebih murah dibandingkan dengan biaya di PTS. PTN dikelola oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti). Saat ini ada lebih dari 100 PTN di Indonesia dengan rincian 59 universitas, 44 politeknik, 9 institut, dan sisanya berbentuk sekolah tinggi.

Seleksi masuk PTN saat ada tiga jalur yang bisa ditempuh, yaitu jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), dan jalur mandiri. Jalur SNMPTN adalah yang paling diminati oleh seluruh calon mahasiswa, karena simpel dan biayanya lebih murah namun persaingannya sangat ketat. SBMPTN adalah jalur alternatif bagi mereka yang tidak diterima pada jalur SNMPTN. Jalur ini lebih mahal dalam biaya pendidikan selama kuliah. Dan yang terakhir adalah jalur mandiri, jalur orang-orang beruang. Bagi siswa dengan ekonomi kurang mampu bisa mengikuti program bidikmisi pada saat seleksi SNMPTN atau SBMPTN.

[caption caption="Salah satu PTS favorit, Universitas Gunadarma. (tribunnews)"]

[/caption]

PTS, adalah alternatif siswa yang mempertimbangkan jarak rumah ke tempat kuliah, atau terdapat jurusan yang tidak ada di PTN. Meskipun biaya pendidikan umumnya lebih mahal dari PTN, tetap saja PTS memiliki banyak peminat. Ada juga PTS yang cukup bagus dan tidak kalah dengan program pendidikan di PTN. Selain itu banyak PTS yang memberikan beasiswa kepada peserta didiknya.

[caption caption="Taruna Akademi Militer. (vivanews)"]

[/caption]

PTK, solusi bagi siswa yang ingin kuliah gratis dan cepat mendapat pekerjaan. PTK terbagi menjadi dua, yaitu di bawah kementerian seperti Akademi Militer di bawah Kementerian Pertahanan dan di bawah lembaga pemerintah non kementerian seperti Sekolah Tinggi Sandi Negara di bawah Lembaga Sandi Negara.

Seleksi masuk PTK sangat banyak persyaratan. Salah satunya adalah tinggi badan dan berat badan yang harus ideal, kemudian kondisi fisik yang bagus dengan tes jasmani, belum lagi TKD (Tes Kemampuan Dasar), psikotes, dan wawancara. Bagi sebagian siswa SMA, masuk PTK adalah cita-cita dan mempunyai kebanggaan tersendiri.

Baik bekerja maupun kuliah, mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai manusia, kita hanya bisa memanfaatkan peluang yang ada dan meminimalisir dampak buruk yang akan ditimbulkan. Kesuksesan bergantung kepada seberapa besar usaha yang dilakukan oleh manusia dalam menjalani hidupnya.

Semua dilema itu pasti pernah dirasakan oleh siswa SMA, termasuk saya. Bagi yang sedang mengalami masa-masa ini, tetap semangat dan jangan mudah putus asa. Selalu berjuang, berusaha serta iringan doa dan restu orang tua adalah kunci sukses seseorang di masa depan. Apa pun pilihannya, entah bekerja atau kuliah, jalani dengan serius dan jangan sesekali berhenti di tengah jalan. Rezeki sudah diatur oleh Tuhan.

Mengutip kata-kata motivasi, gantunglah cita-citamu setinggi langit, karena jika terjatuh, maka kamu akan terjatuh di antara bintang-bintang yang indah. Saran saya adalah seperti yang saat ini saya lakukan saat ini, yaitu kuliah sambil bekerja.

Sekian, semoga bermanfaat.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun