Mohon tunggu...
Yulia Sujarwo
Yulia Sujarwo Mohon Tunggu... Freelancer - History Enthusiast, host youtube channel @HistoricalInsight

history is my passion

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dari Berkebaya Hingga Plesiran ke Dieng, Momen Lebaran 2023 Paling Khidmat Seumur Hidup

10 Mei 2023   12:55 Diperbarui: 11 Mei 2023   07:19 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Loh, kapan lagi nguri-uri budaya leluhur dengan busana Jawa yang cantik dan anggun. Merupakan hal langka kami berdandan begitu. Sehari-hari saya itu kalau berbusana ala rocker tapi ya hatinya tetap Hello Kitty.

Dok Pribadi
Dok Pribadi

Hari lebaran ketiga adalah momen lebaran klimaks 2023? Wah pengalamannya itu up and  down bak roller coaster dan kami dibuat membeku serta mati rasa. Penasaran? Begini ceritanya, gaes.

Kami berangkat dari Yogyakarta sekitar pukul 1 siang karena paginya kami pergi ke gereja terlebih dahulu. Biasanya kalau plesiran, saya itu all-prepared dari fisik, budget, penginapan, dan lain-lain. Maklum, sebagai tour guide, persiapan harus perfect tapi kali ini tidak. Penginapan belum dipesan sama sekali dan bahkan membawa uang tunai tak banyak. Walau begitu, kami terbantu dengan bekal menu bandeng dan sambal yang enak banget buatan ibu teman saya ini. Lumayan kan hemat dan afdol beneran bawa bekal saat plesiran.

 Perjalanan dari Kota Jogja ke Magelang, saya yang nyetir motor tanpa Google Maps dan lancar. Tapi ada "tapinya". Perjalanan kurang lebih sejam itu membuat kesal teman saya karena cara mengendarai motor saya itu barbar dan panikan. Saya akui, saya itu aslinya tidak bisa naik motor di jalan raya yang besar dan suka panikan akibat trauma kecelakaan beberapa kali. Kepala saya pernah cedera dan harus di CT-Scan. Akhirnya, diputuskan saja dari kota Magelang sampai Dieng, gentian teman saya yang nyetir motor.

Jangan tanya lancar apa tidak, lancar sih gaes hanya saja pengalamannya begitu "mengesankan". Kami harus menggunakan google maps dan diarahkan jalan alternatif karena jalan Sapuran -Salaman itu ada kecelakaan mobil dan agak macet. Kami pun motoran melewati jalan desa, pemandangannya pun indah. Sepanjang jalan itu pemandangannya sawah dan gunung Sindoro. Sejak dari kota Magelang, kami diguyur hujan dan kadang hujannya berhenti sampai baju kami kering dan basah lagi. 

Momen puncak, kami kedingian sekali ketika touring motor diguyur hujan di kawasan jalan pegunungan. Hawanya kan udah dingin tuh ditambah lagi kucuran air hujan yang lumayan deras dari langit. Walaupun kami sudah memakai mantel hujan tapi tetap saja, kaki dan tangan kami membeku dan menjadi keriput. Sejauh mata memandang, hanya hujan dan kabut. Dalam momen itu, saya sempat mikir "Wah, cuma mau ke Dieng, harus kena laundry dari semesta dulu hehehe".

Sesampainya di sana, kami cuma bertanya-tanya dengan tampang membeku dan berharap jika masih ada 1 kamar kosong karena musim lebaran 2023 di Dieng penuh dengan wisatawan. Ternyata masih ada  tapi di Homestay Arjuna 2, Tuhan masih baik ya  gaes. Eh eh, ternyata yang punya penginapan juga orang Jogja. Walah, dunia sempit. Kami lega. Tak hanya itu, kami juga senang banget, mendapat diskon untuk menyewa homestaynya. Kami pun diantar ke homestay tersebut. Hal pertama yang kami lakukan yaitu membuat tangan tidak membeku karena mati rasa. Air panas dari kamar mandi pun tak terasa panas di kulit kami.  Kami juga sibuk dengan urusan masing-masing seperti bongkar muatan tas lah, sepatu, dan sebagainya  karena tas kami basah. Apakah ada drama lagi? Tentu ada gaes :)

Ketika saya mau mandi, tiba-tiba kaki saya sakit banget dan perih. Setelah saya lihat, kaki saya tertusuk serpihan keramik. Saking kecilnya, lihatnya harus memakai senter. Saya mencoba berkali-kali mengeluarkan serpihan tajam itu tapi tidak bisa. Selama dua jam, saya menahan sakit tapi karena terbantu hawa dingin Dieng, kaki saya mati rasa karena saking dinginnya dan tidak terasa sakit. Bahkan, dipakai untuk motoran dan jalan-jalan pada malam harinya di Dieng sampai tengah malam. Pemandangan Dieng pada malam hari itu indah gaes tapi harus kuat menahan dingin yang menusuk.

Pemandangan Dieng Di Kala Malam Hari. Dok pribadi
Pemandangan Dieng Di Kala Malam Hari. Dok pribadi

Keesokan harinya, bukannya malah plesiran seperti yang sudah dijadwalkan tapi malah mencari mantri desa untuk mengeluarkan serpihan kecil dari kaki. Pemilik homestay mengantar kami sampai ke-2 tempat tapi semua tidak available dikarenakan beberapa hal. Akhirnya, kami memutuskan untuk ke kompleks Candi Arjuna, tapi karena sudah kesiangan dan sudah banyak orang. Kami tak lama di sana cuma ambil beberapa foto saja dan cabut ke penginapan kembali. Memang benar kata orang-orang kalau plesiran itu jangan berekspetasi terlebih dahulu karena sering  tidak sesuai ekspetasi gaes :). Sambil. menunggu puskesmas setempat buka sambil sarapan gratis di homestay  kami menginap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun