Rumah produksi Visinema Picture kembali mengeluarkan film terbarunya yang berjudul Mantan Manten. Film yang bergenre drama ini menampilkan Atiqah Hasiholan dan Arifin Putra sebagai tokoh utamanya. Mantan Manten menampilkan sudut pandang seorang wanita modern dan sukses yang memiliki watak kemauan keras dalam hidupnya. Dikemas dengan balutan budaya jawa yang kental membuat film ini sarat akan nilai positif dan unik serta berbeda dari film drama percintaan pada umumnya.
Jujur saja, ketika saya membaca judulnya dan melihat poster filmnya. Saya sempat mengira ini film percintaan yang receh dan biasa saja ternyata "wow" banget diluar ekspektasi saya. Sukses menguras emosi saya dan teman-teman. Saya melihat kanan kiri saya, wajah-wajah mbak-mbak Kjog family tampak sendu hehehe. Yes, kita nobar bareng hari Kamis lalu. Â Well guys, do not judge it by cover.
Seperti dalam trailernya, film besutan sutradara yang bernama Farishad I. Latjuba ini menceritakan tentang seorang Yasnina seorang manajer investasi yang sukses dan ternama. Hidupnya terasa sempurna dengan karier yang cemerlang, harta melimpah, dan Surya tunangan yang tampan. Hidup perfect di ibukota Jakarta yang keras, mereka berdua pun merajut cinta dalam bergelimpangan harta.
Namun, segala kenyamanan hidup yang ia miliki harus berakhir, ketika ia dikhianati oleh Iskandar ayah Surya yang diperankan oleh Tyo Pakusudewo dalam sebuah kasus investasi palsu. Dalam sekejap, hartanya habis ludes. Betul-betul hilang sekejap "makless". Pemeran lain yang menjadi pelengkap film ini adalah  Ardy (Marthino Lio) sebagai asisten Yasnina yang setia dan baik, dan Budhe Marjanti yang diperankan oleh Tutie Kirana, Salma (Oxel Paryana), Asri Welas dan Darto diperankan oleh Dodit Mulyanto.Â
Ada 3 poin dalam film ini yaitu:
1. Film yang berbalut budaya Jawa yang kental
So far, saya melihat film-film Indonesia jarang sekali yang menampilkan budaya Jawa. Padahal itu menjadi nilai lebih dari sebuah film. Film Mantan Manten mengingatkan dan mengajarkan kita bagaimana menjaga tradisi budaya pernikahan ala Jawa itu. Seni paes (rias pengantin) adat Jawa dikupas secara dalam melalui kisah Ibu Marjanti. Kisah di balik pembuatan paes yang sakral menjadi sisi menarik Mantan Manten.
2. Women's empowerment
So, menjadi wanita harus menjadi sosok yang tangguh dan ketika tiba-tiba jatuh. Wanita harus tegar dan siap mempersiapkan langkah selanjutnya. Seperti dalam film ini, ketika Yasnina bertemu dengan Marjanti, seorang paes manten yang menjadi pemilik rumah yang dibeli Yasnina sejak beberapa tahun lalu. Tiba-tiba, diminta menjadi asisten pribadi seorang paes manten dan tinggal di rumahnya selama 3 bulan. Bisa dilihat dalam trailernya, dia belajar tentang merias pengantin, budaya  Jawa dan sebagainya. Melanjutkan hidup yang hancur di sebuah rumah di daerah Tawangmangu yang sejuk. That's heaven on earth
3. Ikhlas dalam Mencintai
Film ini juga menjelaskan bagaimana cara menata hati. Wanita mana yang tidak mau ditinggal tunangannya menikah dengan orang lain? Yah move on itu berat memang dengan hati yang sudah terkoyak-koyak. Well, ikhlas is the answer.
Film ini juga disertai adegan-adegan yang mengocok perut jadi tidak melulu serius dan tegang melihatnya. Salah satu hal yang menjadi menarik film ini juga tertampak pada adegan-adegan berbalut hal-hal mistis tapi syahdu dengan sebulan asap rokok. So jika masih penasaran, langsung aja beli tiketnya mas-mbak, om dan tante hehehe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H