Cita rasa masakan Indonesia adalah salah satu kuliner yang tidak kalah dengan masakan lainnya di dunia. Jujur saja, saya tidak bisa memasak tapi kecintaan saya terhadap kuliner Indonesia tidak akan pernah hilang. Terkadang memasak dan pengolahan kuliner di Indonesia terutama di Yogyakarta masih menggunakan  cara tradisional.Â
Perpaduan olahan bumbu yang pas dan resep sejak dahulu kala memberikan aroma yang khas pada setiap masakan.Salah satu restoran yang menyajikan cita rasa masakan Indonesia ini berada di Dapur UMA Indonesia yang beralamat di Jl. Tri Margo Kulon No.11 Wolter Monginsidi Yogyakarta dan buka tiap pukul 11.00 hingga 22.00.
Beberapa hari yang lalu, saya berkesempatan dolan kuliner bersama mbak-mbak Kjog di Dapur UMA. Pertama kali kaki menginjakkan di halaman resto, pandangan mata akan tertuju oleh rumah bergaya kolonial era tahun 1930-an. Suasana yang nyaman dan syahdu serta sambutan ramah dari Manager Marketing Ibu Puspaningrum. Senyum sumringah menyapa kami kemudian diperkenalkannya Manager Dapur Uma Bapak Tulus Irawan.
Obrolan hangat tentang kuliner ala cita rasa ndeso saat cuaca mendung kala itu, membuat saya membayangkan enaknya masakan itu ketika mendarat di lidah. Tak lama kemudian setelah ngobrol bareng dengan mereka, datanglah dua paket Tenongan, satu set Teh Poci, secangkir Wedhang Uwuh, Nasi Pecel Semarangan, sambel matah , dua makanan penutup tradisional, dan menu lainnya.Â
Makanan tersebut adalah andalan dari Dapur UMA. Namun dari semua makanan tadi, perhatian saya tertuju pada Tenongan Sayur Lombok Ijo. Pandangan mata saya tidak berkedip dan sudah bisa merasakan lezatnya dari pandangan mata serta bau masakan yang membuat tidak sabar mencicipinya.
Sego Abang Lombok Idjo begitu namanya jika dilihat dari menu, merupakan masakan ndeso khas dari Wonosari. Masakan yang disajikan dalam bentuk tenongan ini memiliki delapan item di dalamnya. Tenongan Lombok Idjo di dapur UMA ini terdiri dari sayur lombok ijo, sego abang (nasi merah), gudeg sinuwun (gudeg yang isinya bunga pisang), daun ketela, sambel simbok (sambel ndeso), tahu-tempe bacem, dan ayam bacem. Mas , Mbak yang ingin merasakan lezatnya paket tenongan ini harus siap-siap mengocek dompet sejumlah 48 ribu rupiah.
Saat menulis blog ini pun saya masih terbayang lezatnya. Oyah menu penutup lainnya juga tak kalah enak yaitu Gedhang Moncrot Coklat. Pisang yang di buat dengan lapisan crispy dan melted jika digigit berisi dark chocolate.
Nama "UMA" sendiri juga menyimpan cerita tersendiri yaitu nama indah tersebut berasal dari bahasa Sansekerta yang mempunyai arti "wah". Seperti yang dikemukakan Bapak Tulus, "saya ingin memiliki nama restoran yang mudah di ingat dan mempunyai arti yang dalam". Fasilitas yang berada di Uma sendiri yaitu Wifi, live music, smoking area, parker yang luas dan toilet serta bisa menampung kurang lebih 150 costumer.
So tunggu apa lagi mas mbak! Dengan mencintai kuliner Nusantara, secara tidak langsung kita juga turut berkontribusi melestarikannya. Ada beberapa makanan tradisional yang hampir punah loh. Oleh karena itu mari kita cintai karena jika bukan kita sendiri siapa lagi? Kalian juga tidak mau kan masakan Indonesia diklaim negara lain "eh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H