Salah satu lagu Nirvana yang berpengaruh besar dalam pesatnya popularitas musik grunge ialah "Smells Like Teen Spirit" yang dirilis pada awal tahun 90-an.Â
Kesuksesan Nirvana juga diikuti oleh band-band Seattle lainnya, seperti Pearl Jam, Melvins, Mudhoney, Soundgarden, Alice in Chains, dan Stone Temple Pilots.
Pada tahun 1992, lagu-lagu dari Pearl Jam, Alice in Chains, Nirvana, dan Soundgarden hampir tidak pernah berhenti diputar di radio-radio. Tahun-tahun tersebut menjadi puncak dari era grunge di dalam dunia musik.Â
Pengaruh musik grunge sangat terasa di seluruh dunia, jauh melampaui dari tempat kelahirannya di Seattle, Washington. Peran media dalam memberitakan aliran grunge juga sangat besar, seperti halnya The New York Times yang pada saat itu memberitakan bahwa sedang terjadi demam grunge (grunging) di Amerika.
Gaya Hidup dan Ideologi dalam Musik Grunge
Grunge -- dalam perkembangannya -- tidak hanya menjadi aliran musik, tetapi juga menjadi subkultur yang memengaruhi gaya hidup dan ideologi penggemarnya. Dari sisi gaya hidup misalnya, grunge memengaruhi cara berpakaian musisi dan para penggemarnya.Â
Gaya hidup grunge diidentikkan dengan pakaian yang sederhana cenderung tidak beraturan, seperti kaos oblong atau kemeja flanel, dengan celana sobek dan sepatu kets.Â
Tidak hanya itu, grunge yang lahir dari 'tempat kumuh' juga berpengaruh terhadap penggunaan narkotika dan konsumsi alkohol pada musisi dan penggemar yang berkhidmat pada aliran musik tersebut.
Sementara itu, dari sisi ideologi, grunge hadir sebagai sebuah protes dan perlawanan atas kemapanan dan kapitalisme yang sedang pesat-pesatnya, terutama dalam industri musik.Â
Grunge menawarkan adanya kebebasan baru, yakni dengan memberikan ruang bagi para penganutnya untuk menuangkan idealisme, kemarahan, kekecewaan terhadap lingkungan, politik, sosial, bahkan cinta dalam karya-karya yang tidak dapat dinilai hanya dengan uang semata.
Sayangnya, kesuksesan dan popularitas musik grunge berjalan bukan tanpa persoalan. Â Grunge yang lahir dari 'tempat kumuh' membuat para musisinya tidak dapat lepas dari jeratan narkotika dan alkohol.Â
Tidak sedikit musisi grunge yang meninggal sebab overdosis, dan bahkan beberapa mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Â