Mohon tunggu...
Yulia Nitami
Yulia Nitami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIKes Surya Global Yogyakarta

Mahasiswa STIKes Surya Global Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi Penyebaran Penyakit Menular, Dampak Penutupan TPA Piyungan!

3 Mei 2024   00:38 Diperbarui: 3 Mei 2024   03:10 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TribunJogja.com

Sampah dapat menjadi tempat berkembang biak bagi bakteri, virus, dan patogen lainnya yang dapat menyebabkan penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain. Oleh karena itu, penanganan sampah yang buruk dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit. 

Kurangnya kepedulian akan bahaya sampah dalam menularkan penyakit, masih memerlukan banyak sosialisasi dan edukasi masyarakat agar bijak dalam mengelola sampah. Sampah masih menjadi masalah yang cukup serius di negara kita.
Riset menunjukkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia. Indonesia berada di posisi ketiga sebagai negara penghasil sampah plastik di dunia. 

Terhitung pada tahun 2020, sampah plastik yang dihasilkan indonesia sebesar 67,8 ton atau terdapat 185.753 ton sampah plastik yang dihasilkan dari 270 juta penduduk setiap harinya. Maka dari itu, kesadaran dan tanggung jawab kita sebagai masyarakat Indonesia sangatlah diperlukan untuk selalu mengingat akan bahaya sampah plastik yang bisa mengancam kesehatan hingga berperilaku bijak dalam upaya mengurangi peningkatan jumlah sampah.

Berikut adalah cara penularan penyakit yang disebabkan oleh sampah yang dibuang sembarangan :
1.Penularan langsung
Penularan secara langsung merupakan cara penularan dimana manusia tertular penyakit secara langsung dari sampah. Penularan ini terjadi ketika manusia bersentuhan langsung dengan sampah yang mengandung kuman, virus dan parasit.
2.Penularan Tidak Langsung
Penularan secara tidak langsung terjadi ketika tempat pembuangan sampah menjadi tempat berkembang biaknya hewan, seperti lalat, nyamuk, tikus dan kecoa. Hewan dan serangga ini dapat menjadi inang bagi bakteri dan parasit yang dapat ditularkan kembali ke manusia. Misalnya, lalat dapat berkembang biak di tempat sampah, lalat membawa kuman kemudian hinggap di makanan dan dapat menyebabkan keracunan makanan.
Sampah yang dibuang sembarangan dan dibiarkan bisa memicu datangnya berbagai bakteri, virus dan parasit yang masing-masing dapat membawa penyakit. Penyakit yang disebabkan bakteri dari sampah, seperti salmonellosis, shigellosis, keracunan makanan stafilokokus, infeksi kulit dan tetanus. Sedangkan penyakit yang disebabkan oleh virus bisa berupa trakhoma, hepatitis A, gastroenteritis dan lain-lain. Lalu parasit yang berasal dari sampah dapat menimbulkan penyakit cacing tambang, cacing kremi dan cacing gelang.Selain itu penyebaran penyakit menular dapat memiliki dampak yang luas, termasuk:
1. Kesehatan Masyarakat: Penyebaran penyakit seperti flu, tuberkulosis, atau penyakit infeksi lainnya dapat menyebabkan wabah atau pandemi yang mengancam kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
2. Kehilangan Produktivitas: Penyakit menular dapat menyebabkan absensi kerja yang tinggi, penurunan produktivitas, dan kerugian ekonomi baik bagi individu maupun masyarakat secara keseluruhan.
3. Beban Sistem Kesehatan: Lonjakan kasus penyakit menular dapat memberikan tekanan yang besar pada sistem kesehatan, menyebabkan overkapasitas rumah sakit, kurangnya peralatan medis, dan kesulitan dalam memberikan perawatan yang memadai.
4. Pengaruh Sosial dan Psikologis: Penyakit menular dapat menciptakan ketakutan, kecemasan, dan stigmatisasi sosial terhadap individu atau kelompok yang terkena dampaknya.
5. Ketidakstabilan Ekonomi: Penyebaran penyakit menular dapat mengganggu aktivitas ekonomi seperti perjalanan, perdagangan, dan investasi, menyebabkan ketidakstabilan ekonomi yang serius.
6. Dampak Jangka Panjang: Beberapa penyakit menular dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang atau kronis yang dapat mempengaruhi kualitas hidup individu yang selamat.
7. Pembatasan Sosial dan Mobilitas: Untuk mengendalikan penyebaran penyakit, pemerintah seringkali harus menerapkan pembatasan sosial dan mobilitas yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat.
Oleh karena itu, pencegahan penyebaran penyakit menular merupakan prioritas penting bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun