Penulis : Yulia Zahra
DEPOK - Pada usianya yang ke-21, Muhammad Nuh Fikri berhasil meraih posisi utama sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma (BEM FIKOM UG) periode masa jabatan 2020-2021.
Memulai kegiatan organisasi sejak masih duduk di bangku SMP, membuat kegiatan berorganisasi menjadi sesuatu yang tak dapat terlepaskan dari keseharian seorang mahasiswa tingkat 3 /semester 6 jurusan Ilmu Komunikasi ini. Dan tak hanya organisasi internal saja yang dia geluti tetapi organisasi eksternal maupun komunitas pun pernah dia coba.
“Saya pernah menjadi anggota kegiatan ekstrakurikuler saat SMP. Di bangku SMA pernah menjadi anggota OSIS, serta saya juga pernah mengikuti organisasi eksternal, mungkin kalau organisasi eksternal pun lebih ke arah hobi. Dan pernah mengikuti beberapa kali yang bisa dibilang komunitas, komunitasnya tentang seputar radio jockey atau penyiar radio,” tutur pria yang biasa disapa Fikri itu.
Baginya, berorganisasi bukan hanya sebagai wadah dalam mencari relasi tetapi juga sebagai pembelajaran dalam menggenggam sebuah tanggung jawab serta melatih soft skill, sebab soft skill tidak hanya bisa dilatih dari teori tetapi juga dengan praktik,imbuhnya.
Hal-hal baru seperti itulah yang membuat Fikri terus ingin belajar dan mencobanya. Termasuk juga salah satu alasannya menjadi ketua BEM FIKOM.
Fikri mengatakan alasannya mengikuti BEM FIKOM karena sudah jelas masih satu rumpun dengan jurusannya dan juga kebetulan di Universitas Gunadarma sendiri pun tidak ada badan eksekutif universitas cuman ada fakultas, jadi menurutnya BEM FIKOM inilah salah satu wadah berkembang yang bisa dimasuki oleh mahasiswa ilmu komunikasi.
Mengenai tempat ia dan rekan-rekannya dalam mencetuskan berbagai gagasan dan pergerakan selama kepemimpinan, Fikri berterus terang menyewa kos-kosan untuk tempat mereka berdiskusi terkait dengan program- programnya.
“Untuk BEM itu ada namanya sekretariat, ya. Nah, setiap BEM fakultas itu punya sekretariat di kampus, kebetulan sekretariat BEM FIKOM yang kita dapat itu kecil, jadi tidak kita gunakan. Untuk menanggulangi hal itu, kita nyewa kos-kosan di daerah Margonda di Jalan Kober, jadi pusat aktifitas kita disitu sih,”ujarnya
Hal itu tidak menyurutkan semangat Beliau dan para rekannya dalam mecoba menjadi sebuah lembaga yang bisa mewadahi aspirasi mahasiswa yang memiliki semangat untuk melakukan perubahan.
Meskipun di tengah kesibukanya mengikuti organisasi, tidak menjadikan prestasi akademik ketua BEM FIKOM ini menjadi tak terurus.
Sudah bergelut dengan banyak organisasi, Fikri mengaku banyak sekali hal baik yang ia dapatkan. Diantaranya yaitu ia jadi lebih bisa mengatur waktu, kemudian tahu bagaimana berbicara dan memahami orang lain, serta belajar bagaimana caranya menyatukan beberapa pendapat dari banyaknya pemikiran. Dan menurut dia, pribadinya tidak ada rugi masuk organisasi.
Harapan Muhammad Nuh Fikri kedepannya untuk para junior yang ingin berkecimpung dalam organisasi menegaskan bahwa jangan pernah masuk organisasi yang tidak sejalan dengan apa yang diinginkan serta kenali diri kalian, apa yang kalian minati.
“Dan untuk organisasinya ini sih tergantung orangnya karena saya sendiri tidak bisa memaksakan orang untuk masuk ke organisasi atau sebaliknya. Jadi, kalian harus tentuin dari diri kalian karena organisasi ini harus dari hati. Apalagi yang ikut-ikutan masuk BEM nanti akan kebanyakan ngeluh, lebih parah lagi yang masuk cuman buat eksistensi. Lebih baik fokus kekuliah aja dan cepet lulus,” jelas ketua BEM FIKOM tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H