Â
Food waste atau sisa makanan berarti makanan yang sudah jadi dan memenuhi gizi seimbang terbuang sia-sia. Sayangnya, sampah makanan merupakan sumber sampah terbesar di Indonesia, misalnya di TPA Sente tahun 2019, ledakan dan kebakaran terjadi akibat akumulasi gas metana di tumpukan sampah dan menyebabkan kebakaran. Secara umum, sisa makanan berasal dari sisa potongan sayur atau buah dan kebiasaan menyisahkan makanan. Terkadang banyak orang yang mengira bahwa sebagian besar sisa makanan tersebut bukan berasal dari restoran, pasar tradisional atau supermarket, melainkan dari keluarga. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan dan perilaku setiap orang, seperti:
- Membuang makanan yang belum habis
- Makan  tidak sesuai porsi makanan
- Membeli atau memasak makanan yang sangat berlebih
- Pengaruh gaya hidup dan lingkungan
Oleh karena itu, harus ada terobosan baru yang dapat membantu masyarakat mengolah kembali sisa makanan menjadi bahan makanan yang dapat dimakan kembali, daripada hanya mengandalkan pengolahan seperti pembuatan kompos, eco-enzyme atau pupuk cair.Â
Untuk beberapa sisa makanan yang diolah menjadi makanan lain masih dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi dan bahan fungsional. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pengolahan tersebut juga akan merusak kandungan nutrisi dan fungsinya. Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam menangani food waste, yaitu memeriksa terlebih dahulu kondisi bahan-bahannya.Â
Pastikan bahan tidak membusuk atau rusak oleh mikroorganisme atau serangan hewan. Bahan yang membusuk dan rusak mungkin mengandung bakteri. Selain itu, panas bahan harus digunakan untuk memproses ulang bahan. Namun, jika perawatan selanjutnya tidak menggunakan suhu tinggi, maka harus dibersihkan dan disanitasi.
Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan ialah memanfaatkan sisa makanan dan mengolahnya kembali menjadi makanan dalam bentuk lain seperti mengubah nya menjadi selai, penambah rasa pengganti MSG, kaldu, keripik juga menjadikan nya sebagai tepung.Â
Saat mengonsumsi buah yang harus dikupas kulitnya, sudah pasti akan timbul sampah makanan dari kulit buah tersebut. Menyiasati hal ini, kulit buah-buahan yang memiliki aroma kuat dapat diolah menjadi bahan pembuatan sirup. Seperti pada beberapa kulit buah dan sayur yang kaya akan pektin dapat ditambahkan dalam pembuatan selai atau diekstrak pektinnya.Â
Lalu, ada kulit wortel yang dapat ditepungkan dan digunakan sebagai campuran dalam pembuatan kue karena masih mengandung beta karoten yang sangat baik. Selanjutnya pada batang sayuran atau ujung wortel yang tidak ikut diolah. Kita bisa membuat kaldu sayuran dari batang atau kulit sayuran maupun bawang yang biasanya langsung kita buang bisa dimasak kembali kemudia disaring dan simpan beku kaldu sayur untuk berbagai keperluan masak yang bisa bertahan cukup lama. Bisa juga menambahkan bawang bombay, tomat, wortel, seledri, bawang putih, dan rempah lainnya.
Pengolahan sisa makanan dapat menunjang ketahanan pangan karena makanan tidak jadi terbuang sia-sia dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Sehingga diharapkan dapat memberi kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai upaya yang bisa kita lakukan untuk mengurangi limbah makanan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H