Nala memandang rumah minimalis tingkat dua di hadapannya. Ia mendesah pelan sambil membenarkan tali tas selempangnya. Wanita itu kembali teringat perkataan teman kuliahnya, Dwina, yang mengirim pesan via Instagram dua minggu lalu.
From: Dwina
Nal, pokoknya lo harus datang, ya. Nggak terima penolakan atau kita stop sahabatan. Sekali- kali ngerayain tahun baru sama circle kita dulu. Dari tahun kemarin ada aja alasan lo biar nggak ikutan. Okay, see you there :)
Nala bukan orang yang menyukai perayaan tahun baru yang berkedok reuni. Buat wanita bermata almond itu, tahun baru adalah momen personal untuk belajar dari kesalahan dan kembali merangkai rencana untuk ke depannya. Bukannya menolak untuk bersilaturahmi, tapi ia belum siap untuk bertemu lagi dengan seseorang di masa lalu.Â
Tepukan pelan di bahu Nala membuatnya menoleh dan menemui Dwina dengan gaun midi warna mint. Â
"Hai, akhirnya lo datang. Gue seneng banget ngelihat lo. Kita masuk, yuk. Yang lain lagi asyik bakar jagung," ujar Dwina ceria sebelum bercipika- cipiki dengan sahabatnya itu.
Nala tersenyum tipis sebelum membalas salam Dwina. Keduanya kini berjalan ke taman belakang. Beberapa meja dan kursi disusun rapi di tengah sementara tenda-tenda kecil dipasang untuk menaungi mereka yang sedang membakar jagung dan makanan lain khas barbeque. Dari tempatnya berdiri, Nala bisa menghidu aroma bumbu manis yang bercampur saus tomat dan wangi jagung. Sejenak ia merasa lapar apalagi tadi ia belum sempat makan malam.
Pandangan Nala lekat pada beberapa temannya yang asyik bercengkerama sambil asyik membalik jagung. Sebagian lagi sibuk mengipasi.
"Lo bisa pilih mau makan apapun, Nal. Setengah jam lagi kita masuk ke acara inti. Asal lo tahu, gue udah siapin games dan hadiah menarik. Makannya gue pingin banget lo ikutan," lanjut Dwina sambil tersenyum lebar.
Nala hanya mengangguk sementara sepasang mata almondnya bergerilya ke segala penjuru taman.
"Kenapa sih, Nal? Nyariin Ken, ya?"