Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkunjung ke Dino Park, Berwisata Sekaligus Belajar Sejarah Purbakala

23 Januari 2025   18:58 Diperbarui: 24 Januari 2025   03:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu spot foto yang menarik (dokumentasi pribadi)

Jam menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Matahari bersinar ramah, menghapus embun yang menempel di dedaunan karena sisa hujan semalam. Pagi itu mobil kami terus berjalan menembus nyamannya lalu lintas di Malang.

Hari Minggu lalu lintas di Malang tidak sepadat biasanya. Ya, tidak ada anak bersekolah, ditambah mahasiswa masih libur semester, praktis di daerah kampus yang kami lalui tidak begitu ramai.

Mobil terus berjalan menuju arah Batu. Aha, pagi ini kami akan berjalan-jalan ke Dino Park Batu.

Ceritanya anak saya pulang setelah selama lebih kurang empat tahun berada di negeri sakura.  Dari tempat kerjanya ia mendapat cuti selama sepuluh hari, dan itu benar benar dimanfaatkannya untuk bertemu keluarga sekaligus jalan-jalan bareng di sekitar Malang Raya.

Destinasi yang dipilih anak-anak ternyata Dino Park. 

Pada mulanya saya kurang tertarik.  Dino Park? Aduuuh, iya kalau mereka masih kecil-kecil. Ini sudah buesar-buesar kok mau mengunjungi taman dinosaurus, pikir saya.

Tapi tak apalah, yang penting kami bisa dolan bersama. Karena berbagai kesibukan, rasanya lama sekali hal tersebut tidak kami lakukan.

Sekitar pukul setengah sebelas kami sampai di depan pintu masuk Dino Park.

Berfoto di depan pintu masuk (dokumentasi pribadi)
Berfoto di depan pintu masuk (dokumentasi pribadi)

 Para pengunjung sudah banyak yang datang. Di lokasi yang cukup luas tersebut berbagai patung dinosaurus dan tokoh tokoh fantasi seperti Thor, Captain Amerika, robot-robot  bertebaran di mana-mana. Sungguh sebuah tempat yang menarik untuk berfoto-foto.

Sebelum masuk (pintu dibuka pukul 11.00) kami disuguhi dengan welcome dance, sebuah tarian energik yang dibawakan oleh 4-5 penari.  Setelah tarian berakhir kamipun masuk ke area Dino Park. Taraaa, dan petualanganpun dimulai. 

Menurut informasi yang kami terima, tempat rekreasi ini terletak di Jl. Raya Ir. Soekarno, Beji, Junrejo, Kota Batu yang  berada pada ketinggian 700-1.700 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata mencapai 18-32 derajat celsius.

Denah area Dino Park (sumber gambar : www. jtp.id/ dinopark )
Denah area Dino Park (sumber gambar : www. jtp.id/ dinopark )

Dino Park mempunyai luas sekitar 5 hektar dan di dalamnya ada 17 zona yang siap dijelajahi oleh para pengunjung.

Begitu masuk kami sampai di museum yang berisikan beraneka ragam kerangka makhluk purbakala. 

Di bagian ini terpajang antara lain kerangka  Ankylosaurus, Triceratops, Apatosaurus, Tyrannosaurus, dan masih banyak lagi.

Kerangka stegosaurus di museum dino (dokumentasi pribadi)
Kerangka stegosaurus di museum dino (dokumentasi pribadi)

Keterangan tentang stegosaurus (dokumentasi pribadi)
Keterangan tentang stegosaurus (dokumentasi pribadi)

Di sini, kami bisa melihat ukuran asli  dinosaurus juga mempelajari berbagai informasi lain tentang dinosaurus termasuk masa hidup dan persebaran DNA dinosaurus.

Berikutnya kami memasuki ruangan untuk diajak melihat film tentang jelajah lima zaman yaitu zaman permian, triassic, jurassic, cretaceous dan ice age atau zaman es.

Diterangkan bahwa tiap zaman mempunyai cerita yang berbeda, mulai dari awal munculnya kehidupan yang pertama, kejayaan dinosaurus hingga zaman ekstrem di mana suhu bumi menjadi sangat dingin. Hal-hal tersebut menyebabkan bentuk mahluk hidup menjadi demikian beragam.

Menjelajah lima zaman (dokumentasi pribadi)
Menjelajah lima zaman (dokumentasi pribadi)

Aneka dinosaurus di taman Jurassic (dokumentasi pribadi)
Aneka dinosaurus di taman Jurassic (dokumentasi pribadi)

Sesudah melihat film kami diajak berkeliling dengan kereta untuk melakukan penjelajahan bersama mengarungi lima zaman tersebut 

Kereta yang kami naiki mempunyai kapasitas 48 penumpang dan narasi yang disajikan demikian jelas. Baik orang dewasa maupun anak kecil akan mudah sekali memahami informasi yang diberikan.

Sesudah menjelajah kami menuju spot- spot foto dengan tema dinosaurus dan didesain dengan suasana khas negara-negara tertentu, seperti Mesir juga Jepang.

Salah satu spot foto yang menarik (dokumentasi pribadi)
Salah satu spot foto yang menarik (dokumentasi pribadi)

Tak terasa waktu Dhuhur tiba. Setelah istirahat sejenak untuk sholat, perjalanan dilanjutkan dengan masuk ruangan akuarium empat dimensi. Ruang gelap ini dipenuhi layar-layar yang menunjukkan film kehidupan satwa di dalam laut. 

Dari ruang akuarium, kami menuju ruang ice age. Ruangan ini didominasi warna biru dan putih yang menggambarkan suasana bumi yang kala itu tertutup oleh es. Beraneka patung satwa zaman es ada di mana-mana.

Ice Age atau zaman es (dokumentasi pribadi)
Ice Age atau zaman es (dokumentasi pribadi)

Dari ruang ice age perjalanan kami lanjutkan menuju The Rimba. Sebuah petualangan memasuki hutan lebat yang penuh dinosaurus di mana-mana. Sesekali suara keras dinosaurus terdengar membuat suasana rimba semakin terasa.

Sebenarnya masih banyak wahana lain, namun sayangnya kami tidak bisa melihat semuanya. Tak apalah, nanti di kesempatan lain akan kami eksplor lagi. 

Semua wahana yang kami lihat hari itu sangat menarik, termasuk berbagai arena bermain yang cocok untuk anak anak maupun dewasa.

Sekitar pukul tiga sore perjalanan kami akhiri. Total kami berjalan-jalan selama empat jam hari itu.

Sungguh sebuah hari yang luar biasa. Jalan-jalan ke Dino Park bukan sekedar berwisata, tapi kami juga banyak belajar tentang sejarah purbakala. Sejarah tentang kehidupan satwa di bumi dari masa ke masa.

Berfoto bersama (dokumentasi pribadi)
Berfoto bersama (dokumentasi pribadi)

Lepas dari itu, jalan-jalan bersama keluarga adalah sebuah hal yang sangat membahagiakan. Karena jalan-jalan bukan hanya tentang destinasi, tapi tentang pengalaman juga kenangan yang kami ukir bersama.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun