Candi Kidal dibangun pada 1248 hingga tahun 1260, setelah Cradha atau upacara pemakaman Raja Anusapati.Â
Tujuan pembangunan candi ini adalah untuk mendarmakan Anusapati, agar mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa.Â
Pada  Candi Kidal terdapat relief yang  berkisah tentang legenda Garudeya (Garuda) yang dipahatkan pada kaki candi.Â
Dalam mitos kesusastraan Jawa Kuno disebutkan Garudeya adalah seekor garuda yang berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan dengan tebusan air suci amerta (air kehidupan).
Tugas siswa dalam ODL ke Candi Jago dan Candi Kidal kali ini adalah mengamati gambar- gambar relief yang ada, mengabadikannya dalam laporan sekaligus menjadikan gambar- gambar tersebut sebagai inspirasi untuk membuat desain batik mereka.
Siswa begitu antusias mengikuti cerita sekaligus keterangan dari narasumber di setiap candi. Berkali- kali mereka memotret obyek-obyek yang dianggap perlu diabadikan, juga membuat catatan.
Berbagai kesan muncul dari siswa maupun pendamping. Dari siswa mengatakan ini momen yang sangat menyenangkan karena mereka bisa belajar sekaligus mengenal motif-motif dan ukiran yang ada pada candi.
"Ini adalah pertama kali saya pergi ke candi," ujar Naufal salah seorang peserta ODL.
 Ibu Ami, salah seorang guru pendamping mengatakan bahwa siswa sangat antusias dengan kegiatan ini. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya pertanyaan yang muncul, seperti: Bagaimana saat itu candi bisa berdiri dengan kuat sampai sekarang dan banyak relief yang berbeda cerita di masing masing tingkat candinya? Apakah dibantu jin? atau ditempel pakai putih telur?Â
Dengan sabar, Bapak Imam juru kunci candi menerangkan bahwa candi  bisa berdiri kuat dengan relief yang begitu banyak disebabkan  batu yang digunakan untuk membuat ukiran juga sangat kuat.Â