Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Macito", Jalan-jalan Sekaligus Belajar Sejarah Bangunan Ikonik di Kota Malang

17 November 2024   15:22 Diperbarui: 17 November 2024   15:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siap naik Macito, sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Hari Sabtu siang itu saya berkesempatan untuk naik Malang City Tour atau Macito dari Taman Wisata Rakyat belakang Balai Kota Malang.

Sudah lama sekali saya ingin naik bus ini, tapi karena masih ada saja acara meski libur, akhirnya keinginan naik Macito baru bisa terpenuhi hari itu.

Macito adalah bus untuk your keliling kota Malang. Bus ini disediakan gratis oleh Pemkot untuk warga Malang.

Macito,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Macito,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Busnya yang bercat warna cerah dengan ornamen yang sangat menarik perhatian. Jendela jendela bus terbuka sehingga terasa sejuk saat menaikinya. Tapi karena hal itu juga Macito tidak beroperasi ketika hujan.

Macito setiap hari beroperasi dengan jadwal trip yang sudah ditentukan. Pada hari Senin sampai Jumat ada enam trip sedangkan Sabtu Minggu ada tujuh trip. Setiap trip memakan waktu sekitar 40 menit.

Pada hari Senin sampai Jumat start perjalanan adalah Stadion Gajayana sedangkan saat weekend di Tarekot.

Karena siang itu saya datang ke Tarekot menjelang Dhuhur, maka nama saya didaftar dulu dan dipersilakan naik trip yang ke empat yaitu pukul 13.40 -14.20 wib.

Sesudah didaftar saya pulang dulu untuk kembali sekitar dua jam kemudian.

Macito baru tiba di halte,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Macito baru tiba di halte,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Siang itu cuaca di Malang mendung, bahkan sempat turun hujan. Saat menunggu rasanya agak cemas juga, jangan jangan hujan turun sehingga Macito tidak beroperasi.

Setelah beberapa lama kami menunggu di halte, para penumpang dipanggil satu persatu sesuai dengan pendaftaran yang sudah dilakukan. 

Halte Macito,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 
Halte Macito,  sumber gambar: dokumentasi pribadi 

Ketika jam sudah menunjukkan pukul 13.40 wib, perjalanan pun dimulai. Asyiik..

Bus meluncur pelan dan guide mulai menerangkan tentang apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh penumpang selama perjalanan.

Rute perjalanan kami siang itu adalah: 

 Taman Rekreasi Kota (Tarekot)-Jalan Majapahit-Jalan MGR Sugiyopranoto-Jalan Merdeka Timur-Jalan Merdeka Selatan-Jalan Kauman-Jalan K.H Hasyim Ashari-Jalan Arif Rahman Hakim-Jalan Jenderal Basuki Rahmat-Jalan Semeru-Monumen T.G.P Malang-Jalan Semeru-Jalan Besar ljen-Jalan Sindiro Jalan Besar Ijen-Simpang Balapan-Jalan Besar ljen-Jalan Guntur-Jalan Brigend Slamet Riadi-Jalan Jenderal Basuki Rahmat-Jalan Kahuripan-J. Tugu-Jalan Kertanegara-Jalan Trunojoyo -Jalan Kertanegara-Jalan Tugu-Jalan Majapahit-Tarekot.

Malang mempunyai banyak bangunan ikonik yang bersejarah, dan di sepanjang perjalanan kami melalui bangunan- bangunan tersebut .

Guide menerangkan sejarah juga kekhasan bangunan atau jalan dan kampung yang kami lewati.

Ketika melewati Kampung Kauman, diterangkan oleh guide bahwa Kauman singkatan dari Kaum Beriman. Ya, Kauman yang berlokasi di belakang Masjid Agung Jamik Kota Malang mempunyai warga yang rajin melaksanakan ibadah.

Sebelum lewat Kauman kami melewati Hotel Pelangi. 

Hotel Pelangi, sumber gambar wearemania 
Hotel Pelangi, sumber gambar wearemania 

Guide menerangkan bahwa hotel yang menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah ini berkali-kali ganti nama. Di bagian atas hotel ini tertulis nama asli hotel yaitu Lapidoth.

Ketika kami melalui Museum Brawijaya diterangkan singkat tentang tank- tank yang ada di bagian depan museum. 

Perjalanan terus dilanjutkan lewat samping Gereja Ijen , Hutan Malabar dan Oro Oro Dowo.

Oro-Oro Dowo artinya rawa-rawa yang panjang. Jadi daerah tersebut dahulunya adalah rawa-rawa.

Bus terus melaju. Tak luput dari keterangan guide adalah Hotel Tugu juga Balaikota Malang.

Diterangkan bahwa Hotel Tugu adalah hotel favorit Ibu Megawati Sukarnoputri setiap berkunjung ke kota Malang.

Dari Balai Kota bus terus menuju  Jl Majapahit lalu masuk Tarekot. Perjalanan berakhir dan kamipun turun dengan iringan ucapan selamat jalan dari guide.

Di depan Macito, sumber gambar : dokumentasi pribadi 
Di depan Macito, sumber gambar : dokumentasi pribadi 

Perjalanan yang sangat mengasyikkan. Meski cuaca mendung, empat puluh menit jalan-jalan bersama Macito membuat kami menjadi lebih memahami sejarah kota Malang terutama bangunan- bangunan ikoniknya.

Salam dari Kota Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun