Beberapa anak tampak sibuk di antara baglog jamur berwarna putih. Baglog yang diletakkan di rak itu beberapa sudah mulai ditumbuhi jamur tiram. Warna putih, bulat tampak cantik tumbuh di mana-mana.
Para siswa yang bertugas memanen jamur tersebut dan diletakkan dalam suatu wadah. Di tempat lain siswa mengepak jamur tersebut dalam plastik plastik .
Mengasyikkan. Itu kesan yang bisa ditangkap dari berbagai kegiatan tersebut. Ya, setelah lebih kurang tiga Minggu menunggu akhirnya jamur tiram mulai tumbuh.
Sebagai sekolah yang menjalankan program Nutrition Goes To School (NGTS), sekolah kami  berusaha menerapkan empat pilar NGTS yang meliputi edukasi gizi, kantin sehat sekolah, kebun sekolah dan kewirausahaan gizi
Nah, budidaya jamur ini adalah pelaksanaan pilar NGTS nomor 4 yaitu kewirausahaan gizi
Mengapa jamur tiram?
Tanaman berbentuk bulat putih seperti cangkang tiram ini tumbuhnya bergerombol dan terbilang mudah untuk dibudidayakan.
Budidaya jamur ini banyak dilakukan karena permintaan pasar akan jamur ini cukup banyak. Ya, jamur tiram diketahui merupakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi. Di dalamnya terkandung Vitamin D dan B12, tidak mengandung lemak dan rendah kalori.Â
Jamur tiram juga lezat diolah untuk berbagai macam masakan. Saya sendiri suka menggoreng jamur tiram yang dibaluri telur dan tepung.
Dalam budidaya jamur tiram langkah pertama yang harus dilakukan adalah penyiapan kumbung atau tempat menyimpan baglog. Kumbung harus bersih dengan suhu dan kelembaban yang terjaga.
Baglog (tempat tumbuh jamur) dibuat dengan bahan utama serbuk gergaji karena jamur tiram merupakan jamur kayu.
Baglog dibungkus plastik berbentuk silender, satu di antara ujungnya diberi lubang. Di lubang inilah jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
Karena penyiapan baglog cukup menyita waktu, maka pengadaan baglog di sekolah kami cukup dengan membeli dari pihak lain, sekolah dalam hal ini siswa tinggal membudidayakannya.Â
Kumbung di sekolah kami adalah sebuah gang di antara tempat wudhu putri dan ruang kelas. Tempatnya lumayan panjang dan  memuat sekitar 500 baglog.
Pembelian baglog dilaksanakan akhir bulan September dan kira kira 4-5 hari yang lalu jamur kecil mulai bermunculan.Â
Kira kira dua hari kemudian setiap hari siswa yang tergabung sebagai kader NGTS melakukan panen jamur sepulang sekolah.Â
Banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan ini. Selain memberikan pengalaman dan pemahaman pada siswa untuk melakukan wirausaha di bidang pangan, lewat kegiatan ini juga siswa diajak mengkonsumsi bahan makanan yang sehat dan bergizi hasil tanaman sendiri.
Semoga bermanfaat.., salam edukasi..
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H