Dalam berbagai diskusi dengan sesama guru matematika, sering kali kami mengeluhkan tentang rendahnya kemampuan siswa sekarang dalam melakukan operasi hitung.
Bagaimana tidak? Untuk siswa SMP seharusnya perkalian mulai 1x1 hingga 10x10 sudah hafal di luar kepala, termasuk operasi invers dari perkalian yaitu pembagian. Tapi pada kenyataannya di antara siswa kami masih banyak yang belum hafal perkalian maupun pembagian sederhana.
Ketika saya sekolah, di kelas dua perkalian 1x1 sampai 10 x10 sudah kami hafalkan, dengan menggunakan tabel, ataupun memakai lidi. Lepas dari kelas dua kami sudah hafal perkalian dan kelas tiga kami mulai bertemu dengan pembagian (poro gapit).
Karena hapal perkalian maka materi pembagian bisa kami terima dengan mudah.
"Eits, ojo dibanding-bandingke... zaman sekarang dan dulu jauh berbeda, tiap generasi punya tantangannya sendiri," kata teman saya saat diskusi.
Iya, beda zaman memang beda tantangannya, tapi adalah hal yang memprihatinkan jika menghadapi siswa kelas 7, 8 bahkan 9 yang masih kurang terampil melakukan operasi hitung.Â
Jangankan perkalian, melakukan operasi penjumlahan pun beberapa masih sering melakukan kesalahan.Â
Ada berbagai penyebab rendahnya kemampuan ini di antaranya karena konsep yang kurang dipahami, terlalu sering menggunakan alat bantu dan kurang latihan.
Kurang paham konsep sering dialami ketika dalam proses pembelajaran siswa malu untuk bertanya atau guru kurang memberi ruang pada siswa untuk menyampaikan kesulitannya.