Ada gempa, ada gempa, ada gempa...,Â
Suara dari pengeras suara ditambah sirine yang mengaung terasa mengejutkan hari itu.Â
Siswa yang sedang mengikuti pembelajaran sontak berlindung di bawah meja atau mendekatkan tubuhnya ke pojok ruangan sambil menutup kepala. Ya, kepala adalah bagian tubuh penting yang harus dilindungi dalam suasana tersebut karena rawan tertimpa benda lain.
Suasana langsung sepi. Semua menunggu beberapa saat. Ketika sirine kedua berbunyi tanda gempa sudah reda semua segera keluar kelas. Siswa dari lantai dua maupun lantai satu berbondong-bondong menuju titik kumpul di lapangan volly.
Ada yang membawa tas, kursi, meja, map besar, triplek yang ditutupkan di atas kepala untuk melindunginya.
Di lapangan para wali kelas dan ketua kelas menghitung jumlah siswanya dan sesudahnya dilaporkan pada kepala sekolah. Pagi itu setiap kelas lengkap anggotanya, kecuali ada tiga kelas yang siswanya kurang satu. Satu orang pingsan di kelas, satu orang patah tulang dan seorang lagi stress.Â
Dengan sigap petugas dari PMR memberikan pertolongan yang diperlukan pada para korban.
Di atas adalah suasana ketika sekolah kami melaksanakan simulasi mitigasi gempa bumi yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Sebelum simulasi dilaksanakan pada siswa dan guru diberikan pengarahan tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi.
Intinya saat terjadi gempa segeralah berlindung di bawah meja atau tempat -tempat aman seperti pojok ruangan dan lindungi kepala. Jika gempa sudah mereda, segera menuju titik kumpul untuk cek jumlah personil tiap kelas dan kondisinya.
Apakah mitigasi itu?
Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.Â
Mitigasi merupakan langkah penting yang harus dilakukan karena Indonesia terletak diantara tiga lempeng dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik sehingga memiliki risiko terjadinya gempa, tsunami hingga gunung meletus.
Diterangkan oleh BPBD bahwa latihan mitigasi ini juga dimaksudkan agar semua siap menghadapi megathrust yang dalam banyak berita diperkirakan akan terjadi dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.Â
Megathrust adalah gempa bumi terkuat di dunia yang berpotensi menimbulkan tsunami. Megatrhrust yang terjadi di Nankai Jepang pada tanggal 24 Agustus 2024 bisa juga terjadi di Indonesia.
Dari Press release BMKG tanggal 3 September 2024 dikatakan bahwa:
Sebagai wilayah aktif gempa bumi Indonesia memiliki potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dan dalam berbagai kekuatan.
BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempabumi.karena belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.
Berdasarkan berbagai kajian para ahli, zona megathrust selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 8,8. Tetapi ini adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu.Â
Berkaitan dengan hal tersebut semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural dengan membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.
Bukan hanya gempa bumi, sekolah sebagai tempat belajar dan berkumpulnya banyak orang mempunyai risiko tinggi jika terjadi bencana. Karenanya pelatihan mitigasi bencana ini penting untuk dilakukan
Lewat sekolah juga edukasi mitigasi bencana bisa dilakukan dengan lebih efektif karena informasi bisa menjangkau banyak keluarga.
Tidak ada yang tahu kapan bencana akan terjadi. Tapi kesiapan, kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang cukup dalam menghadapi bencana, akan meminimalisir segala risiko yang timbul jika bencana benar-benar terjadi.
Akhirnya mari kita semua berdoa agar diselamatkan oleh Tuhan yang Maha Kuasa dan dihindarkan dari segala bencana.Â
Semoga bermanfaat, Salam KompasianaÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI