Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pentingnya Pelaksanaan Simulasi Mitigasi Bencana di Sekolah

16 Oktober 2024   05:32 Diperbarui: 16 Oktober 2024   07:40 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa turun menuju titik kumpul dari lantai atas. (Dokumentasi Naufal)

Ada gempa, ada gempa, ada gempa..., 

Suara dari pengeras suara ditambah sirine yang mengaung terasa mengejutkan hari itu. 

Siswa yang sedang mengikuti pembelajaran sontak berlindung di bawah meja atau mendekatkan tubuhnya ke pojok ruangan sambil menutup kepala. Ya, kepala adalah bagian tubuh penting yang harus dilindungi dalam suasana tersebut karena rawan tertimpa benda lain.

Suasana langsung sepi. Semua menunggu beberapa saat. Ketika sirine kedua berbunyi tanda gempa sudah reda semua segera keluar kelas. Siswa dari lantai dua maupun lantai satu berbondong-bondong menuju titik kumpul di lapangan volly.

Ada yang membawa tas, kursi, meja, map besar, triplek yang ditutupkan di atas kepala untuk melindunginya.

Wali kelas mengecek jumlah siswa dan melaporkan. (Dokumentasi Naufal)
Wali kelas mengecek jumlah siswa dan melaporkan. (Dokumentasi Naufal)

Di lapangan para wali kelas dan ketua kelas menghitung jumlah siswanya dan sesudahnya dilaporkan pada kepala sekolah. Pagi itu setiap kelas lengkap anggotanya, kecuali ada tiga kelas yang siswanya kurang satu. Satu orang pingsan di kelas, satu orang patah tulang dan seorang lagi stress. 

Dengan sigap petugas dari PMR memberikan pertolongan yang diperlukan pada para korban.

Anggota PMR. (Dokumentasi pribadi)
Anggota PMR. (Dokumentasi pribadi)

Di atas adalah suasana ketika sekolah kami melaksanakan simulasi mitigasi gempa bumi yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Sebelum simulasi dilaksanakan pada siswa dan guru diberikan pengarahan tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi.

Intinya saat terjadi gempa segeralah berlindung di bawah meja atau tempat -tempat aman seperti pojok ruangan dan lindungi kepala. Jika gempa sudah mereda, segera menuju titik kumpul untuk cek jumlah personil tiap kelas dan kondisinya.

Apakah mitigasi itu?

Pengarahan dari BPBD (Dokumentasi Naufal)
Pengarahan dari BPBD (Dokumentasi Naufal)

Menurut UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. 

Mitigasi merupakan langkah penting yang harus dilakukan karena Indonesia terletak diantara tiga lempeng dunia yaitu Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik sehingga memiliki risiko terjadinya gempa, tsunami hingga gunung meletus.

Diterangkan oleh BPBD bahwa latihan mitigasi ini juga dimaksudkan agar semua siap menghadapi megathrust yang dalam banyak berita diperkirakan akan terjadi dalam waktu yang tidak bisa ditentukan. 

Zona megathrust Indonesia, sumber gambar: Bangka Pos
Zona megathrust Indonesia, sumber gambar: Bangka Pos

Megathrust adalah gempa bumi terkuat di dunia yang berpotensi menimbulkan tsunami. Megatrhrust yang terjadi di Nankai Jepang pada tanggal 24 Agustus 2024 bisa juga terjadi di Indonesia.

Dari Press release BMKG tanggal 3 September 2024 dikatakan bahwa:

Sebagai wilayah aktif gempa bumi Indonesia memiliki potensi gempa bumi yang dapat terjadi kapan saja dan dalam berbagai kekuatan.

BMKG tidak pernah mengeluarkan informasi prediksi gempabumi.karena belum ada teknologi yang dapat memprediksi gempa bumi dengan tepat dan akurat kapan, di mana, dan berapa kekuatannya.

Berdasarkan berbagai kajian para ahli, zona megathrust selatan Jawa memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 8,8. Tetapi ini adalah potensi bukan prediksi, sehingga kapan terjadinya tidak ada yang tahu. 

Berkaitan dengan hal tersebut semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural dengan membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa bumi dan tsunami.

Suasana di titik kumpul (Dokumentasi pribadi)
Suasana di titik kumpul (Dokumentasi pribadi)

Bukan hanya gempa bumi, sekolah sebagai tempat belajar dan berkumpulnya banyak orang mempunyai risiko tinggi jika terjadi bencana. Karenanya pelatihan mitigasi bencana ini penting untuk dilakukan

Lewat sekolah juga edukasi mitigasi bencana bisa dilakukan dengan lebih efektif karena informasi bisa menjangkau banyak keluarga.

Tidak ada yang tahu kapan bencana akan terjadi. Tapi kesiapan, kesadaran serta pengetahuan masyarakat yang cukup dalam menghadapi bencana, akan meminimalisir segala risiko yang timbul jika bencana benar-benar terjadi.

Menuju titik kumpul. (Dokumentasi Naufal)
Menuju titik kumpul. (Dokumentasi Naufal)

Akhirnya mari kita semua berdoa agar diselamatkan oleh Tuhan yang Maha Kuasa dan dihindarkan dari segala bencana. 

Semoga bermanfaat, Salam Kompasiana 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun