Ada gempa, ada gempa, ada gempa...,Â
Suara dari pengeras suara ditambah sirine yang mengaung terasa mengejutkan hari itu.Â
Siswa yang sedang mengikuti pembelajaran sontak berlindung di bawah meja atau mendekatkan tubuhnya ke pojok ruangan sambil menutup kepala. Ya, kepala adalah bagian tubuh penting yang harus dilindungi dalam suasana tersebut karena rawan tertimpa benda lain.
Suasana langsung sepi. Semua menunggu beberapa saat. Ketika sirine kedua berbunyi tanda gempa sudah reda semua segera keluar kelas. Siswa dari lantai dua maupun lantai satu berbondong-bondong menuju titik kumpul di lapangan volly.
Ada yang membawa tas, kursi, meja, map besar, triplek yang ditutupkan di atas kepala untuk melindunginya.
Di lapangan para wali kelas dan ketua kelas menghitung jumlah siswanya dan sesudahnya dilaporkan pada kepala sekolah. Pagi itu setiap kelas lengkap anggotanya, kecuali ada tiga kelas yang siswanya kurang satu. Satu orang pingsan di kelas, satu orang patah tulang dan seorang lagi stress.Â
Dengan sigap petugas dari PMR memberikan pertolongan yang diperlukan pada para korban.
Di atas adalah suasana ketika sekolah kami melaksanakan simulasi mitigasi gempa bumi yang diadakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Sebelum simulasi dilaksanakan pada siswa dan guru diberikan pengarahan tentang apa saja yang harus dilakukan jika terjadi gempa bumi.