Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Sebuah Pagi di Kayutangan

1 Oktober 2024   18:40 Diperbarui: 1 Oktober 2024   19:06 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Kayutangan Heritage, dokumentasi pribadi 

Sabtu pagi yang cerah. Sepeda motor kami terus berjalan membelah jalanan kota Malang yang tak seramai hari biasa. Tentu saja, Sabtu adalah hari libur sekolah, sehingga intensitas kendaraan jauh berkurang dari biasanya.

"Kayutangan ya?" kata anak saya.

"Iya Le..," kata saya yang duduk di boncengan. Ya, sejak beberapa hari yang lalu anak saya berjanji mengajak saya ke tempat ini.

Meski Kayutangan adalah rute saya tiap pagi saat berangkat sekolah, tapi jalan-jalan ke Kayutangan terasa istimewa karena nuansanya berbeda.

Pagi hari di Kayutangan, dokumentasi pribadi 
Pagi hari di Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Tidak ada yang tergesa-gesa. Beberapa orang masih ngopi di pinggir jalan. Anak kecil berjalan sambil membawa jajanan, dan beberapa juga berjalan-jalan seperti halnya saya.

Dekat Toko Oen kami berfoto sebentar lalu meneruskan perjalanan. Di depan sebuah toko tampak dua orang pemusik siap beraksi. Satu orang vokalis dan satu pemain organ.

Sang vokalis menyapa saya ramah. 

"Mau nyanyi, Bunda?" 

Saya dan anak saya tersenyum. Saya bisa menyanyi.. tapi kalau harus pakai mic, haduuuh tidak berani..., falsnya kelihatan nanti...he..he..

Saya menggeleng.

"Barangkali request lagu?" 

"Fly Me to the Moon bisa?" jawab saya.

"Oh, itu yang mau saya nyanyikan Bunda.." jawab Sang vokalis.

Grup musik di Kayutangan, dokumentasi pribadi 
Grup musik di Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Setelah intro yang manis lagu yang pernah dipopulerkan oleh Frank Sinatra itupun berkumandang.

Fly me to the moon

Let me play among the stars

Let me see what spring is like

On a, Jupiter and Mars

In other words, hold my hand

In other words, baby, kiss me

Cantik, itu kesan saya. 

"Berikutnya adalah lagu 'Sepanjang Jalan Kenangan', sebagai kenangan anda ketika jalan-jalan sepanjang Kayutangan..," kata Sang vokalis yang langsung disambung  dengan menyanyikan lagu yang pernah dipopulerkan oleh Tetty Kadi di sekitar tahun tujuh puluhan ini.

"Lagu kesukaan Mbah ini," bisik saya pada anak saya. Ya, ini adalah lagu kesukaan ibuk saya. 

Anak saya mengangguk.

Ah, mana dia kenal lagu ini, pikir saya sambil tersenyum kecil.

Sepanjang jalan kenangan kita slalu bergandeng tangan

Sepanjang jalan kenangan kau peluk diriku mesra...

Lagu berakhir dan saya bertepuk tangan.  Sebelum meninggalkan tempat saya diajak berfoto bersama oleh grup musik tersebut.

Foto bersama, dokumentasi pribadi 
Foto bersama, dokumentasi pribadi 

Wow, surprise sekali. Setelah foto, kami pun meneruskan perjalanan.

Makin siang geliat kesibukan di Kayutangan makin terasa. Cafe-cafe mulai buka, orang ber alu lalang semakin banyak. Beberapa cafe mulai didatangi pengunjung sementara yang lain masih bersiap- siap.

Cafe di Kayutangan, dokumentasi pribadi 
Cafe di Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Cafe di Kayutangan, dokumentasi pribadi 
Cafe di Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Kampung Kayutangan Heritage, dokumentasi pribadi 
Kampung Kayutangan Heritage, dokumentasi pribadi 

Kampung Kajoetangan Heritage mulai menampakkan kesibukannya. Beberapa warung mulai buka.

Perjalanan kami teruskan hingga berhenti di grup musik yang kedua. Berbeda dengan yang pertama kini lagu-lagu yang dibawakan aliran rock. 

Lagu Kehidupan dari God Bless mengalun ciamik. Lengkingan vokal yang tinggi plus permainan gitar yang bagus memaksa saya berhenti di situ.

Satu lagu selesai. 

"Bunda mau nyanyi atau request?"

Aih, lagi- lagi saya disapa. 

Mungkin kami datang kepagian. Pengunjung masih beberapa orang.

"Request saja, " jawab saya sambil mendekat.

"Rumah Kita, dari God Bless," tambah saya.

Sang vocalis tersenyum. Dan tak lama kemudian lagu Rumah Kita mewarnai suasana  Kayutangan pagi itu. Bagus sekali.

Grup musik di Kayutangan, dokumentasi pribadi 
Grup musik di Kayutangan, dokumentasi pribadi 

Lebih baik di sini

Rumah kita sendiri 

Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa

Semuanya ada di sini

Rumah kita...

Tak terasa saya ikut bersenandung sambil sesekali memotret penampilan mereka.

Satu lagu selesai. 

Matahari semakin tinggi. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. 

Wah, saya harus segera belanja ini.

Sayapun segera pulang dengan iringan lambaian tangan para musisi.

Pagi hari di Kayutangan benar-benar punya nuansa tersendiri. Alunan lagu dari para grup musik membuat kita sejenak bernostalgia, terlempar ke masa lalu yang menyimpan banyak cerita. 

Mendengar lagu kesukaan bisa membuat kita sejenak melupakan segala masalah yang ada.

Ya, hakekatnya masalah selalu ada silih berganti sebagai bunga- bunga kehidupan.

Kami terus berjalan ke tempat parkir. Sayup sayup para musisi kembali beraksi. 

Musisi Kayutangan , dokumentasi pribadi 
Musisi Kayutangan , dokumentasi pribadi 

Trouble will find you no mater where you go, oh oh

No Matter if you're fast no matter if you're slow, oh oh...

Lagu  "Trouble is a Friend" dari Lenka mengakhiri jalan- jalan kami ke Kayutangan pagi ini.

Salam Kompasiana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun