Penulis : Achmad Zulfikar
Editor : Yuli Anita
Pramesti Wikrama Cetta Suryaputri.
Nama yang panjang dan cukup unik ini pertama kali terdengar di telinga saya beberapa hari lalu, ketika tawaran untuk mewawancarai siswa berprestasi datang kembali.
 Ketika saya mulai melakukan research, saya cukup terkejut melihat segudang prestasi yang telah ia raih.Â
Meskipun nama siswi yang akrab dipanggil Pramesti tersebut jarang terdengar di telinga orang awam, siswi SMP Negeri 3 Malang berusia 14 tahun ini telah meraih sejumlah penghargaan baik di lingkup kota Malang atau bahkan sampai provinsi Jawa Timur.
Mulai dari menyabet Poomsae Individual Cadet Putri Indonesia Super Fighting Taekwondo Championship yang diadakan pada bulan Desember tahun 2023 silam, juara 2 Poomsae grup 012 piala PJ Walikota Malang pada bulan Mei tahun ini, juara 1 F poomsae grup 87 Taekwondo Championship Jatim Reborn dua minggu kemudian, hingga yang terbaru, juara 1 F poomsae frup 055 kejuaraan taekwondo Jatim Open pada awal Agustus lalu, semua berhasil ia sabet, melejitkan namanya sebagai salah satu rising star di dunia taekwondo Jawa Timur.
Akan tetapi, prestasi Pramesti tidak hanya berhenti sampai di situ.
Di samping aktif di bidang taekwondo, ia juga kerap mengikuti perlombaan di bidang lainnya, seperti kala ia memenangkan kompetisi desain batik yang diadakan oleh DWP BMKG Jawa Timur pada tahun 2023 atau bahkan Olimpiade Pendidikan Agama Islam Tingkat Nasional yang berhasil Pramesti menangkan dua tahun silam.Â
Selain itu, kini, ia juga masih aktif sebagai sekretaris 1 Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMPN 3 Malang, menjadikan Pramesti sebagai salah satu atau bahkan mungkin siswi teraktif yang pernah saya temui.
Oleh karenanya, bertemu dengan Pramesti dan mendapatkan kesempatan untuk mewawancarai siswi kelas 9 SMPN 3 Malang ini pada hari Jum'at silam (16/8) merupakan sebuah kehormatan bagi saya.Â
Segudang pertanyaan pun telah saya siapkan untuk menggali informasi terkait pribadi sang siswi.
Pewawancara (P): Pramesti adalah salah satu siswi paling serba bisa yang pernah saya temui. Taekwondo bisa, desain batik jago, bahkan akademis pun juga disabet. Pertanyaan pertama saya, dulu waktu Pramesti masih kecil, apa bidang yang paling ditekuni?
Pramesti (Pr): Saya pertama kali menekuni justru di bidang melukis, Kak.
P: Melukis?!
Pr: Iya, Kak. Karena dulu waktu masih kecil saya sering diberikan crayon dan kertas, jadi saya banyak menghabiskan waktu dengan mencorat-coret. Dan karena pengaruh kakak sepupu saya yang gemar melukis menggunakan media cat semprot, saya jadi merasa menggambar itu seru, bahkan hingga saat ini, hobi tersebut masih terbawa dalam diri saya.
Hanya dari pertanyaan pertama, Pramesti berhasil membuat saya tercengang. Dari sederet prestasi yang ia dapat, jujur, saya membayangkan Pramesti menghabiskan masa kecilnya langsung di dunia taekwondo.Â
Hal ini membuka mata saya bahwa siswi di depan saya kali ini adalah siswi multitalenta. Oleh karenanya, didorong rasa penasaran, saya menanyakan bakat apa lagi yang masih terpendam dalam diri Pramesti yang tidak banyak orang tahu.
Pr: Saya juga bermain piano dan gitar, kak.
P: Lalu, prestasi yang didapat mulai kecil hingga kini?
Pr: Justru Fashion show, Kak. Pertama waktu TK, kemudian mewakili sekolah dalam lomba desain dan model.Â
Saya juga bermain piano solo dalam ajang FLS2N, dan saya juga sempat mengikuti kelas renang, dan ketika saya masuk SMPN 3 Malang ini, saya tergabung dalam ekstrakurikuler Olimpiade IPA, dan yang terbaru, saya juga sedang sibuk sebagai sekretaris 1 OSIS SMPN 3 Malang.
Dari semua daftar kegiatan yang ia ikuti, tentu ada satu potongan kecil yang hilang, yakni taekwondo.
P: Lalu, sejak kapan Pramesti mulai menekuni taekwondo?
Pr: Saya terjun di bidang taekwondo sejak kelas 8 SMP, Kak.
Dua tahun. Hanya dalam waktu dua tahun, Pramesti berhasil menyabet berbagai penghargaan bergengsi taekwondo di Tingkat kota Malang maupun provinsi Jawa Timur.Â
Selain talenta, semua prestasi ini juga merupakan cerminan dari kerja keras yang ia jalani tiap hari.
P: Lantas dengan kegiatan sepadat itu, bagaimana cara Pramesti menyeimbangkannya dengan kewajiban di sekolah?
Pr: Untungnya, saya tidak pernah mengalami kesulitan dalam studi saya. Meskipun terkadang, karena waktu Latihan taekwondo jatuh pada malam hari, saya harus mengerjakan tugas dan mencicil belajar ketika waktu istirahat di sekolah, saya tidak merasa terlalu terbebani.
Mungkin bagi Pramesti, hal yang ia katakan bukanlah sebuah beban, akan tetapi bagi saya yang menjadi pendengar, saya dapat membayangkan seberapa melelahkan semua kegiatan yang ia tekuni.Â
Mungkin, inilah yang sering disebut dalam berbagai cerita epos, bahwa untuk mendaki ke puncak, selalu dibutuhkan pengorbanan besar dalam perjalanannya.
P: Lantas, dengan kegiatan sebanyak itu, apa yang sebenarnya Pramesti ingin capai?
Pr: Karena saya tahu, setiap bertambah umur, bertambah dewasa pikiran, maka berubah pulla lah cita-cita tiap orang.Â
Karena itu saya merasa saya membutuhkan banyak rencana, untuk jikalau saya gagal di satu rencana, saya masih mempunyai opsi yang lain untuk menyiapkan masa depan saya. Boleh dibilang, saat ini, saya masih dalam masa eksplorasi, Kak.
Eksplorasi. Mungkin itulah kata kuncinya mengapa Pramesti masih bersemangat mengikuti berbagai kegiatan.Â
Cara berpikir yang logis, tentu, tapi tak banyak dapat ditemui di kalangan remaja saat ini.
P: Lalu, apa yang sekarang Pramesti sedang fokuskan?
Pr: Mungkin saat ini, saya sedang terpaku di bidang olimpiade IPA, taekwondo, dan menggambar.
P: Bagaimana dengan rencana tahun ini?
Pr: Untuk bidang olimpiade, saya sempat melihat informasi yang beredar terkait kompetisi yang diadakan platform Ruang Guru, dan saya cukup tertarik untuk mengikutinya.Â
Sedangkan untuk taekwondo, saat  ini, saya sedang menunggu turunnya informasi terkait kompetisi internasional yang diadakan di negara Korea Selatan dan mungkin saya akan mengikuti beberapa kompetisi antar pelajar juga.
Target yang tinggi telah dipatok oleh Pramesti untuk dirinya sendiri. Tak akan mudah memang. Akan tetapi, saya dapat melihat keyakinan pada raut wajah Pramesti.
P: Mungkin ini akan jadi pertanyaan terakhir hari ini.Tadi, Pramesti menyinggung cita-cita yang akan berubah seiring bertambah usia. Lantas, apa cita-cita Pramesti saat ini?
Pr: Antara ingin menjadi dokter militer atau bekerja di Lembaga BMKG, karena orang tua saya bekerja di sana.
Sekali lagi, cita-cita yang tinggi dipatok oleh Pramesti terhadap dirinya sendiri.Â
Jujur, ini adalah pertama kalinya saya bertemu dengan siswi SMP yang telah mengetahui apa yang diinginkannya sejak remaja dan telah berusaha keras sejak dini.Â
Akan tetapi, rasa khawatir tentu tak bisa luput, mengingat pada akhirnya, ia hanyalah seorang pelajar biasa.
P: Apakah Pramesti pernah mengalami burn out? Tiba-tiba berpikir, kenapa sih Pramesti harus seaktif ini? Lalu, apa yang Pramesti lakukan untuk mengatasinya?
Pr: Tentu pernah, ya Kak. Biasanya, kalau masih di tahap bosan, mungkin keluar jalan-jalan sebentar atau main game bisa jadi solusi. Kemudian, saya juga sering cerita kepada orang tua saya dan meminta nasihat kepada mereka, dan syukurlah, mereka selalu mendukung saya dalam setiap kegiatan yang saya lakukan.
Mungkin di situlah semua kekuatan dalam diri Pramesti berasal.Â
Tidak bermaksud mengerdilkan semua jerih payah yang telah ia lakukan, akan tetapi, keberadaan orang tua yang selalu mendukung dari belakang dapat dikatakan sebagai alasan terkuat kenapa Pramesti dapat terus melangkah ke depan.
Selain berbicara tentang kegiatannya, kami juga membicarakan banyak hal, terkait hobi, sekolah, dan terkait teman-teman sekitarnya.Â
Dari percakapan tersebut, saya semakin yakin terhadap impresi pertama saya, bahwa Pramesti adalah seorang eksplorator sejati, dan masa depan yang luas akan selalu terbentang di hadapannya, buah dari investasi yang telah ia tanam sejak kini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H