Akhirnya hotel ini dibeli oleh seorang pengusaha kontraktor dari Banjarmasin yang bernama H. Sjachran Hoesin. Tahun 1953 hotel ini diberi nama Hotel Pelangi. Arsitektur hotel tetap dipertahankan dengan nuansa kolonial yang demikian kental.
Berjalan dan menikmati interior hotel ini membawa kita seolah terlempar ke masa lalu. Di bagian pintu masuk ruang makan terdapat tulisan Lodji coffeeshop dengan angka tahun 1915.
Potret Malang Tempo Dulu yang bertebaran di mana mana membuat kita teringat pada masa lalu, seperti jalan kereta api di Embong Brantas, Kantor Pos, Pasar Besar, gambar bemo kendaraan bermotor di saat itu dan banyak lagi.
Lukisan keramik yang ada di ruang makan juga tampak demikian cantik, menggambarkan suasana pedesaan Belanda di masa lalu.
Balkon yang ada di ruang makan juga tampak unik. Saya langsung membayangkan film zaman dulu yang ada adegan pesta atau berdansa bersama, lalu sang pemilik pesta muncul di balkon. Aha...
Ada berbagai cerita yang mewarnai hotel ini sehingga hotel ini agak angker menurut sebagian orang. Tidak salah kalau sebelum berangkat pelatihan teman saya berkata dengan nada bergurau," Nanti kabari kalau sudah ketemu dengan Noni Belanda ya...," Waduh... .