Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Pesona Kelezatan Sepiring Orem-orem Khas Malang

6 Juli 2024   12:58 Diperbarui: 6 Juli 2024   13:00 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca tulisan Kompasianer Siska Artati yang berjudul "Arem-Arem, Menu Tradisional Pengganti Sarapan yang Mengenyangkan", mengingatkan saya pada makanan khas dari daerah Malang dengan nama yang hampir sama. Orem-orem. 

Hanya berbeda di huruf vokal awal, makanan khas dari Malang ini mempunyai tampilan yang jauh berbeda. Jika Arem-arem disajikan dalam bentuk bungkusan daun pisang, orem-orem disajikan dalam piring atau mangkuk, karena sangat berkuah. 

Orem-orem dilengkapi kerupuk, sumber gambar: IDN Times
Orem-orem dilengkapi kerupuk, sumber gambar: IDN Times

Nah, agar lebih mantap mari kita berkenalan lebih jauh dengan orem-orem ini.

Tentang Orem-orem

Orem orem adalah makanan khas daerah Malang yang terbuat dari tempe dan tahu diiris persegi kecil-kecil dengan kuah bersantan yang berwarna kuning. Selain tempe dan tahu kadang dalam orem-orem ditambahkan labu siam atau manisa.

Bagaimana cara membuat orem-orem?

Pertama siapkan tempe juga tahu, manisa (jika suka) lalu potong kecil-kecil sesuai selera.

Jika menggunakan tahu, goreng dulu tahu yang sudah dipotong-potong setengah matang.

Berikutnya haluskan bumbu bumbu kecuali lengkuas dan daun jeruk, lalu gongso dalam minyak panas. Jika sudah berbau harum, masukkan tempe, tahu, dan manisa. Jangan lupa tambahkan air secukupnya, gula, garam,l dan santan. 

Tunggu sampai mendidih dan orem-orem siap untuk dinikmati.

Cara menyajikan orem-orem sangat simpel. Cukup siapkan potongan ketupat, letakkan taoge diatasnya kemudian siram dengan orem-orem panas, taburi bawang goreng dan sambal secukupnya.

Supaya lebih nikmat, orem-orem bisa dipadukan dengan  mendol, telur asin ataupun ayam goreng dan perkedel. Oh ya, tidak lupa kerupuk tentunya.

Mendol pelengkap orem-orem, tangkapan layar pribadi 
Mendol pelengkap orem-orem, tangkapan layar pribadi 

Telor asin pelengkap orem-orem, tangkapan layar pribadi 
Telor asin pelengkap orem-orem, tangkapan layar pribadi 

Sejarah orem- orem sebenarnya menceritakan tentang keprihatinan kita saat masa penjajahan Jepang. Karena saat itu harga bahan makanan demikian mahal, para ibu membuat kreasi masakan yang lezat tetapi dengan harga murah. 

Orem-orem tidak disajikan dengan kuah kaldu, harga daging demikian mahal.  Karenanya rasa orem-orem terasa lebih 'datar' dan sederhana.

Sederhananya sepiring orem-orem, dokumentasi pribadi 
Sederhananya sepiring orem-orem, dokumentasi pribadi 

Yang menarik adalah kehadiran taoge dalam orem-orem. Produk kuliner mencerminkan kekayaan hasil bumi daerah sekitarnya. Malang dikenal sebagai daerah penghasil sayur, tapi karena harga sayuran juga mahal saat itu, maka taoge dihadirkan sebagai sayuran dengan cara  merendam kacang hijau hingga berkecambah. 

Sungguh hidangan yang sederhana namun terasa lezat.

Di kota Malang ada banyak kedai atau tempat makan yang menyediakan orem-orem ini. Dengan harga di kisaran 10.000 rupiah kita sudah bisa menikmati sepiring orem-orem yang hangat dan lezat.

Di sebuah kedai orem-orem,sumber gambar: Travellingyuk.com
Di sebuah kedai orem-orem,sumber gambar: Travellingyuk.com

Akhirnya betapa kayanya Nusantara kita akan berbagai makanan khas yang kelezatannya tak perlu diragukan lagi. 

Di tengah gempuran berbagai makanan impor yang kekinian, tidak ada salahnya jika kita tetap mampir ke kedai-kedai yang menyediakan makanan khas daerah kita.  Sebab siapa lagi yang akan mencintai kekayaan khazanah kuliner kita jika bukan kita sendiri?

Salam dari Kota Malang...:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun