Matematika, Kawan, Bukan untuk para penakut (Novel Guru Aini, Andrea Hirata)
Saya mendapatkan buku ini dari siswa saya ketika wisuda. Sepertinya mereka sengaja memberikan buku ini pada saya karena saya guru matematika mereka. He..he...
Seperti kalimat pembuka, buku ini menceritakan keteguhan dan keberanian seorang anak dalam belajar matematika. Keberanian? Ya, karena anak yang bernama Aini ini belajar matematika pada guru yang demikian pintar tapi juga galak yaitu Bu Desi.
Novel diawali dengan perjalanan Desi Istiqomah yang diangkat menjadi guru matematika di sebuah pulau kecil di Sumatera bernama Pulau Ketumbi.
Meskipun terpencil hal tersebut tidak menghalangi niat dan idealisme Bu Desi untuk mencari bibit anak yang pintar matematika.
Demi idealismenya Bu Desi melakukan "sumpah sepatu", yaitu ia tidak akan berganti sepatu sebelum menemukan murid yang genius matematika.
Bu Desi ingin menghapus kebencian para siswanya pada matematika, yang notabene merupakan mata pelajaran yang paling tidak disukai di sekolah.
Perjalanan menemukan murid yang genius matematika bukan hal yang mudah. Setelah sekian lama mencari, akhirnya Bu Desi bertemu dengan siswa yang luar biasa cerdas bernama Debut Awaludin. Besar sekali harapan Bu Desi pada siswanya ini.
Namun sayang semangat Debut terhadap matematika tidak sebesar Bu Desi. Tiba-tiba saja Debut bergabung dengan rombongan sembilan anak yang terkenal sebagai anak-anak yang tidak suka matematika, dan parahnya  Debut Awaludin memilih keluar dan tidak melanjutkan sekolah.
Bu Desi menjadi 'patah hati' dan ia bermetamorfosis menjadi guru yang sangat galak dan ditakuti. Di sekolah tempat Bu Desi mengajar ada dua orang guru matematika yaitu Bu Desi dan Pak Tabah. Berbeda dengan Bu Desi, Pak Tabah sangat sabar, sehingga para siswa setiap naik kelas berdoa agar masuk kelas beliau. Â Jangan sampai masuk kelas Bu Desi,Â
Adalah Aini binti Syafrudin, seorang siswa kelas Pak Tabah yang mempunyai kemampuan matematika sangat rendah.
 Suatu hari ayah Aini menderita sakit, dan tidak bisa disembuhkan sesudah dibawa ke ahli obat manapun.
 Salah seorang tabib mengatakan bahwa ayah Aini bisa disembuhkan oleh orang yang pintar (dokter) dan  untuk menjadi orang pintar tersebut seseorang harus bersekolah tinggi.Â
Hal tersebut mengubah pandangan Aini pada  matematika. Dari takut, kini Aini sangat bersemangat untuk menaklukkan matematika agar bisa bersekolah lebih tinggi lagi dan menjadi dokter untuk menyembuhkan ayahnya.
Aini minta pindah ke kelas Bu Desi, karena menurutnya jika ingin mendapat hasil belajar yang baik ia harus belajar pada orang yang terbaik.
Perjalanan Aini untuk belajar matematika pada Bu Desi tidak mudah. Berbagai amarah dan cacian yang diterima dari Bu Desi sering membuatnya menangis. Tapi keinginan Aini untuk menjadi dokter lebih besar daripada ketakutan dan kesedihannya.
Melihat keteguhan Aini, Bu Desi akhirnya berusaha mencari berbagai cara untuk membuat matematika terasa lebih mudah bagi Aini.Â
Pendekatan lewat aritmatika, geometri bahkan calculus dilakukan sampai akhirnya menemukan metode yang paling tepat untuk Aini.
Akhirnya Aini bisa enjoy dalam belajar matematika dan nilai matematikanya yang semula berada di kisaran bilangan biner ( 0 dan 1) mengalami peningkatan.
Apakah Aini berhasil mencapai cita-citanya? Silakan pembaca menikmati buku ini dan lanjutannya yang berjudul Orang -orang Biasa.
Buku ini ditulis dengan gaya khas Andrea Hirata. Segar, penuh semangat, kadang sedih namun juga lucu. Banyak istilah- istilah matematika yang muncul sehingga bagi guru matematika seperti saya buku ini terasa sangat mengasyikkan.
Bukan hanya keberanian Aini untuk belajar matematika pada guru yang demikian galak seperti Bu Desi, buku ini juga bercerita tentang keberanian Bu Desi untuk melakukan berbagai pendekatan agar matematika bisa tampil lebih menarik di depan siswa.Â
Sebagaimana kita ketahui bersama, siswa mempunyai gaya belajar dan cara pandang yang berbeda tentang sebuah mata pelajaran. Hal tersebut membuat guru harus kreatif membuat pembelajaran yang berbeda pula.
Saya suka buku ini karena seperti buku Andrea Hirata yang lain, selalu ada satu tokoh dalam novel yang gigih belajar dalam menggapai cita-cita dan impiannya. Sebutlah Lintang dalam Laskar Pelangi juga Arai dan Ical dalam Sang Pemimpi.
Last but not least buku ini bercerita tentang kesabaran. Kesabaran untuk belajar ilmu terutama matematika.Â
Ya, dalam belajar matematika kesabaran sangat diperlukan. Seperti yang diungkapkan oleh Mariam Mirzakhani seorang ahli matematika dari Iran bahwa matematika akan menampakkan keindahannya pada para pengikutnya yang sabar.
Salam Matematika :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H