Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kolaborasi dan Kreativitas untuk Pembelajaran yang Lebih Mengasyikkan (Ketika BK Berkreasi)

22 Mei 2024   16:31 Diperbarui: 23 Mei 2024   11:30 716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bimbingan konseling (BK) biasanya selalu identik dengan siswa bermasalah. Tempat mereka kerap kali menjadi momok menakutkan bagi siapapun yang harus kesana. Siswa dipanggil BK? Pasti bermasalah. Apalagi ketika disusul dengan ancaman panggilan orang tua.

Para guru BK pastinya juga pernah merasakan hal tersebut dan terus berusaha mengubah pandangan miring siswa terhadap BK. 

Salah satu upaya yang ditempuh dalam hal ini adalah mengajak siswa ikut berkreasi membuat berbagai macam permainan, dan membentuk citra baru bahwa BK pun bisa juga menyenangkan tanpa mengurangi konteks mereka.

Dan siang itu, saya ikut serta dalam salah satu permainan kecil mereka yang sangat mengasyikkan.

***

Berdiskusi masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, dokumentasi pribadi 
Berdiskusi masalah yang dekat dengan kehidupan siswa, dokumentasi pribadi 

Saat itu selepas istirahat kedua kami berempat duduk di dekat parkiran sekolah. Saya, guru BK dan dua orang siswa. Sebuah papan permainan ada di depan kami, juga alat semacam koin dan bidak kecil berwarna-warni untuk dijalankan.

Koin saya lemparkan. Koin yang terdiri atas dua sisi yaitu sisi "Tantangan" dan "Pertanyaan" 

Setelah jatuh di meja ternyata koin menunjukkan sisi "Tantangan". Segera saya mengambil sebuah kartu dari satu tumpukan kartu "Tantangan". Oh iya, sesuai tulisan di koin, ada dua macam tumpukan kartu di meja yaitu kartu "Tantangan" dan "Pertanyaan". 

Kartu "Tantangan" saya buka dan isinya adalah: "silakan bertukar tempat dengan lawan yang anda pilih". 

Asyik.., saya segera menukar tempat bidak saya dengan bidak terdepan. Senangnya, bidak saya terdepan sekarang ..semakin berada di depan, semakin cepat saya mencapai finish dan menjadi pemenang.

Permainan Papan Pintar , dokumentasi pribadi 
Permainan Papan Pintar , dokumentasi pribadi 

Di atas adalah cerita ketika kami mencoba permainan "Papan Pintar" yang dibuat oleh siswa kelas delapan.

Permainan yang diadaptasi dari ular tangga dan monopoli ini bisa dimainkan oleh dua sampai enam orang pemain.

Permainan ini terdiri atas satu buah papan yang berisi gambar petak- petak bernomor, dua set kartu, yaitu kartu "Pertanyaan" dan kartu "Tantangan", coin untuk mengundi dan bidak masing-masing pemain yang harus dijalankan. 

Siswa bermain kartu Bullying, dokumentasi pribadi 
Siswa bermain kartu Bullying, dokumentasi pribadi 

Cara bermainnya sangat simpel. Cukup letakkan semua bidak di angka 1, lalu secara bergantian melempar koin untuk menentukan kita boleh mengambil kartu "Tantangan" atau "Pertanyaan", dan mengikuti perintah yang ada di kartu tersebut atau menjawab pertanyaannya. 

Sesuai namanya, permainan ini mengajak kita lebih pintar dengan memahami berbagai hal yang berkaitan dengan dunia siswa. 

Lewat kartu "Pertanyaan", siswa diajak berdiskusi tentang berbagai masalah, misalnya tentang hubungan mereka dengan teman, orang tua juga guru.

Saat menjawab pertanyaan adalah saat yang mengasyikkan. Mengapa? Dengan bahasa dan kreativitasnya siswa bisa menjawab masalah- masalah yang muncul dan ditambah oleh pendapat siswa lain. Sesekali guru BK sebagai pendamping memberikan pemantapan ataupun arahan pada jawaban siswa.

Guru BK memberi pendampingan saat permainan, dokumentasi pribadi 
Guru BK memberi pendampingan saat permainan, dokumentasi pribadi 

Kehadiran Papan Pintar dan alat permainan yang lain membuat pembelajaran BK mempunyai nuansa yang berbeda.

Ya, jika dalam pembelajaran BK biasanya guru dominan memberikan nasehat dan siswa menjadi pendengar, dalam pembelajaran kali ini siswa bisa berdiskusi, tertawa dan adu pendapat dalam kelompok masing-masing melalui berbagai macam permainan. 

Uniknya, berbagai macam permainan yang digunakan adalah hasil karya siswa sendiri. Sebagai catatan sebelumnya guru memberikan pengarahan bahwa permainan harus mengandung pembelajaran tentang sopan santun, motivasi, percaya diri juga bullying.

Modifikasi permainan ular tangga BK, dokumentasi pribadi 
Modifikasi permainan ular tangga BK, dokumentasi pribadi 

Mengapa harus menggunakan permainan? Menurut keterangan Ibu Guru BK, pada prinsipnya penggunaan berbagai macam permainan ini bertujuan agar pembelajaran BK bisa lebih menarik, dan interaktif.

Pembelajaran yang melibatkan aplikasi permainan atau game yang dirancang khusus untuk mendukung pembelajaran siswa ini dinamakan pembelajaran berbasis game.

Melalui pembelajaran ini diharapkan pemahaman siswa terhadap materi bisa lebih meningkat, karena suasana belajar yang menyenangkan. 

Disamping meningkatkan pemahaman pembelajaran ini juga bisa meningkatkan daya imajinasi siswa dan mengaitkan materi yang mereka dapatkan untuk memecahkan berbagai masalah di dunia nyata.

Lebih jauh, ternyata ada berbagai macam game yang sudah dirancang oleh siswa dan siap untuk dimainkan lagi dalam pembelajaran-pembelajaran berikutnya.

Game tersebut di antaranya adalah:

Siswa mengemukakan pendapat atas sebuah masalah , dokumentasi pribadi 
Siswa mengemukakan pendapat atas sebuah masalah , dokumentasi pribadi 

1. Ular tangga BK.

2. Papan Pintar

3. Sambung kata menjadi kalimat.

4. Tebak kata motivasi diri

5. Tebak kata jenis kenakalan remaja.

6. Qu Bu (Quiz Bullying)

Aha, sebuah kolaborasi yang menarik. Dengan sentuhan kreativitas, bisa tercipta berbagai macam karya permainan yang menarik dan akhirnya bisa membuat suasana pembelajaran lebih mengasyikkan.

Semoga bermanfaat, dan salam edukasi:)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun