Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Cerita tentang Parcel, Sederhana Namun Sangat Bermakna

2 April 2024   21:07 Diperbarui: 3 April 2024   17:32 1085
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tukang sayur, sumber gambar: KOMPAS/PRIYOMBODO 

Hari masih menunjukkan pukul enam pagi. Namun demikian sebuah kendaraan Tossa yang berisi penuh sayur mayur dan berbagai barang belanjaan telah berhenti di depan gang.

"Ayo... Belanja..belanja...," penjualnya menyapa ibu -ibu yang segera keluar gang dengan ramah. 

Ibu-ibu segera menyerbu ke Tossa dan mulai memilih sayuran atau lauk untuk dibeli. Dalam waktu sekejap tempe, tahu, ikan, ayam ,wortel, bayam langsung berpindah tempat, masuk kresek ibu-ibu.

"Pinten Pak Mus?" tanya Bu Siti salah seorang pembeli. Pak Mus mengamati isi kresek Bu Siti. Tanpa kalkulator ia langsung menjawab," Tujuh belas ribu..,"

Bu Siti langsung membuka dompetnya dan mengeluarkan selembar uang dua puluh ribuan. Pak Mus menerima pembayaran dan segera mengambil kembalian di belakang dagangannya. Tak lama kemudian sambil menyerahkan sebuah bungkusan Pak Mus berseru, "Taraaa, bingkisan lebaran buat Bu Siti..," 

Bu Siti menerima bungkusan itu dengan gembira.

"Walah .. dapat parcel aku..... Terima kasih Pak Mus..,"

Demi mendengar seruan Bu Siti, ibu-ibu yang lain segera menghentikan kegiatannya.

"Lha punyaku mana?" protes salah satu ibu.

"Aku juga...,"

Alat-alat dapur, sumber gambar: iStock
Alat-alat dapur, sumber gambar: iStock

Pak Mus tertawa. "Sabar...sabar... Semua pasti kebagian," katanya bak iklan di televisi zaman dulu.

Satu demi satu Pak Mus membagikan bungkusan pada ibu-ibu. Bungkusan yang sangat sederhana. Dengan lapisan kertas coklat yang zaman dulu sering digunakan untuk sampul buku dan bertuliskan nama masing-masing Ibu-ibu langganannya.

"Selamat Lebaran Ibu-ibu...," kata Pak Mus dengan senyumnya yang tak pernah ketinggalan.

"Suwun Pak Mus...Mudah-mudahan rezekinya lancar..Sering-sering kasih parcel ya....," jawab Ibu-ibu senang. 

Acara belanja semakin gayeng. Ibu-ibu semakin semangat memilih barang kebutuhannya, dan Pak Mus melayani mereka dengan begitu sabar 

Membaca topik Ramadhan Bercerita kali ini yaitu tentang Bingkisan Lebaran, membuat saya teringat pada Pak Mus, langganan sayur kami. Pak Mus yang setiap hari selalu menyapa kami di depan gang untuk melayani kami berbelanja. 

Langganan Pak Mus sangat banyak, karena dia sangat ramah dan sabar. Sabar dalam artian bisa meladeni semua keinginan kami (misal minta tolong membersihkan ikan segar, membersihkan kulit ayam dan lainnya), juga sabar melayani kami yang kadang uangnya kurang sehingga harus 'nyatet'.

Ilustrasi ibu-ibu berbelanja, sumber gambar: Soloraya-Solopos.com
Ilustrasi ibu-ibu berbelanja, sumber gambar: Soloraya-Solopos.com
Setiap menjelang Lebaran Pak Mus selalu memberi bingkisan hadiah pada kami para pelanggannya. Tidak mahal memang isinya, tapi cukup membuat kami senang.

Dari Pak Mus saya pernah mendapat hadiah sebuah mangkok sayur, panci ataupun minyak goreng. Pak Mus selalu memberikan hadiah yang berbeda bagi setiap orang sesuai dengan kebutuhan dan besar belanjaannya tiap hari. 

Sebagai contoh Bu Mansur yang belanjanya biasa-biasa saja seperti saya mendapat hadiah mangkok sayur, Mbak Yuni yang belanjanya banyak karena punya kos- kosan mendapat bingkisan panci susun, Mbak Nina yang baru melahirkan sebulan lalu mendapat hadiah selimut bayi. Aha..

Nah apakah bingkisan dari Pak Mus ini bisa disebut sebagai parcel? 

Pengertian dari parcel sendiri adalah paket yang akan dikirim kepada seseorang menggunakan jasa ekspedisi atau jasa pengiriman paket. Namun dalam perkembangannya parcel juga sering digunakan sebagai bentuk hadiah kepada orang terdekat saat perayaan hari besar. 

Parcel diberikan sebagai tanda keakraban, persaudaraan, mempererat tali silaturahmi, dan yang lain. 

Sebenarnya bingkisan saat lebaran bisa dalam bentuk yang bermacam-macam, seperti parsel, hampers ataupun gift box di mana masing-masing punya ciri sendiri-sendiri.

Namun apapun namanya kata yang paling familiar bagi kami yang tinggal di kampung adalah parcel. Apalagi merujuk dari  pengertian di atas bahwa parcel adalah bentuk hadiah kepada orang terdekat saat peringatan hari besar, maka kami semakin mantap mengatakan bingkisan dari Pak Mus ini adalah sebuah parcel.

Parcel dalam bentuk sederhana yang sangat bermakna untuk mempererat silaturahmi juga memperkuat relasi.

 Ya, karena parcelnya yang rutin tiap lebaran kami tidak mau belanja sayur, ikan dan teman-temannya selain ke Pak Mus saja.

Salam Ramadhan..:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun