Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Buku Panduan Ramadan, Mulai dari yang Sederhana Sampai yang Kekinian

19 Maret 2024   20:10 Diperbarui: 19 Maret 2024   20:15 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku panduan Ramadhan selalu mengalami perubahan, dokumentasi pribadi 

Beberapa anak sambil membawa buku yang penuh berisi tulisan tangan tampak duduk dengan rapi di depan pengimaman. 

Di depan mereka, duduk imam sholat tarawih sambil membawa bolpoin. Di antara anak anak dan Imam sholat dibatasi sebuah dampar (meja kecil). 

Dengan sabar beliau melayani anak-anak yang menyodorkan bukunya satu persatu. Minta tanda tangan, itu yang mereka lakukan.

Sesudah ditandatangani, si pemilik buku langsung mengucapkan terima kasih, salim, dan meninggalkan langgar dengan hati lega. 

Ya, satu tugas sekolah sudah diselesaikan yaitu merangkum isi ceramah sholat tarawih, minta ditandatangani khotib atau imam sholat, nanti di rumah tinggal minta tanda tangan orang tua.

 Buku rangkuman ceramah tidak boleh hilang, harus dikumpulkan sesudah ramadhan karena untuk nilai rapor mapel agama. Itu yang selalu disampaikan oleh guru agama. 

Jadilah dalam bulan Ramadhan buku itu seperti buku sakti. Tidak boleh hilang, dan harus selalu dibawa saat ke langgar atau masjid.

Itu adalah cerita kegiatan saya saat Ramadhan di masa kecil. Betapa kehadiran Buku Ramadhan sangat mewarnai kegiatan Ramadhan kami. Barangkali di antara pembaca ada yang pernah mengalami hal serupa.

Buku Ramadhan adalah buku yang menjadi kontrol bagi kami agar melaksanakan kegiatan Ramadhan sebaik-baiknya. Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Karenanya sayang jika tidak dimanfaatkan untuk banyak beribadah di setiap harinya.

Dengan adanya buku tersebut saat ceramah sholat tarawih anak-anak kecil menjadi jauh lebih tenang. 

Ilustrasi anak kecil sholat tarawih di langgar, Sumber gambar: NU Online
Ilustrasi anak kecil sholat tarawih di langgar, Sumber gambar: NU Online

Pada kenyataannya saat ceramah adalah saat yang paling membosankan bagi anak- anak, sehingga tak jarang mereka melarikan rasa bosan itu dengan ngobrol, bergurau bahkan kadang berlarian di masjid. 

Kehadiran buku Ramadhan bisa mengurangi semua itu karena anak- anak harus menyimak dan merangkum apa yang diceramahkan hari itu.

Buku Ramadhan terus berkembang seiring perjalanan waktu. Namanya pun berganti-ganti. Buku Panduan Kegiatan Ramadhan, Buku Pintar Ramadhan, Buku Pesantren Ramadhan dan lainnya. 

Anak anak minta tanda tangan pada rangkuman ceramah sesudah Tarawih, Sumber gambar: IDN Times
Anak anak minta tanda tangan pada rangkuman ceramah sesudah Tarawih, Sumber gambar: IDN Times

Tampilannya pun berbeda. Buku Ramadhan sudah bukan lagi berupa buku tulis, namun dicetak dan di dalamnya diberi materi seputar puasa, zakat, adab siswa, thaharah juga sholat. 

Meski demikian rangkuman ceramah dan tanda tangan masih ada. Bahkan ditambah lagi dengan laporan kegiatan sholat dan taddarus siswa setiap hari.

Laporan tetap harus ada tanda tangannya. 

 Bedanya tanda tangan penceramah sudah tidak ada, hanya tanda tangan orang tua. 

Mengapa harus tanda tangan orang tua? Tentu saja, keberhasilan pendidikan anak memerlukan peran aktif guru dan orang tua.

Ada cerita menarik  berkaitan dengan buku panduan kegiatan Ramadhan ini.

Siang itu saya berkesempatan melihat-lihat buku panduan kegiatan Ramadhan yang dibuat oleh MGMP PAI kota Malang yang akan dipakai siswa dalam kegiatan Ramadhan. 

Sementara para guru agama Islam sedang sibuk menghitung dan menyiapkan buku untuk untuk setiap kelasnya, saya membuka-buka halaman buku panduan kegiatan tersebut.

 Karena dibuat oleh MGMP otomatis satu kota Malang memakai buku panduan ini untuk kegiatan Ramadhan.

Buku panduan Ramadhan yang lebih banyak ilustrasi dan halaman berwarna, dokumentasi pribadi 
Buku panduan Ramadhan yang lebih banyak ilustrasi dan halaman berwarna, dokumentasi pribadi 
Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari buku panduan kegiatan Ramadhan terbaru yang berjudul Buku Pesantren Ramadhan ini. 

Sungguh saya melihat betapa buku panduan kegiatan Ramadhan telah mengalami transformasi sedemikian rupa. Tentunya transformasi yang membuat buku ini jauh lebih menarik daripada sebelumnya.

Sebagai contoh kertas yang dipakai lebih bagus. Jika dulu menggunakan kertas CD sekarang kertas putih. Materi yang dipaparkan di dalamnya lebih banyak dan disajikan dengan lebih simpel tapi tetap mudah dimengerti.

Buku Pesantren Ramadhan  juga tampil lebih ceria. Banyak ilustrasi berwarna di sana sehingga lebih menarik perhatian anak.

Di dalam buku ini juga ada rubrik teka- teki silang, quiz dan permainan, halaman yang sangat disukai anak-anak, dan tidak ada di buku sebelumnya.

Barcode yang berisi karya siswa, dokumentasi pribadi 
Barcode yang berisi karya siswa, dokumentasi pribadi 

Namun dari banyak hal di atas ada satu hal yang benar-benar membuat Buku Pesantren Ramadhan ini tampil lebih kekinian yaitu adanya halaman barcode yang jika discan dengan HP akan muncul karya siswa dari berbagai SMP di kota Malang baik negeri maupun swasta. 

Karya siswa bisa berupa puisi, lagu, ceramah juga yang lain.

Aha, sebuah terobosan yang menarik. Buku panduan Ramadhan sekarang memanfaatkan IT juga demi penyajian yang lebih menarik. 

Bisa dimengerti karena siswa sekarang adalah generasi yang sangat dekat dengan IT. Karenanya mereka diajak untuk memanfaatkan gadget mereka untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Akhirnya seiring perkembangan zaman buku panduan kegiatan Ramadhan terus mengalami transformasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang kekinian. 

Harapannya dengan transformasi ini pembinaan akhlak dan karakter siswa melalui berbagai macam kegiatan Ramadhan bisa dilakukan dengan lebih menyenangkan dan akhirnya bisa memberikan hasil yang maksimal. 

Semoga bermanfaat, dan salam Ramadhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun