Pada kenyataannya saat ceramah adalah saat yang paling membosankan bagi anak- anak, sehingga tak jarang mereka melarikan rasa bosan itu dengan ngobrol, bergurau bahkan kadang berlarian di masjid.Â
Kehadiran buku Ramadhan bisa mengurangi semua itu karena anak- anak harus menyimak dan merangkum apa yang diceramahkan hari itu.
Buku Ramadhan terus berkembang seiring perjalanan waktu. Namanya pun berganti-ganti. Buku Panduan Kegiatan Ramadhan, Buku Pintar Ramadhan, Buku Pesantren Ramadhan dan lainnya.Â
Tampilannya pun berbeda. Buku Ramadhan sudah bukan lagi berupa buku tulis, namun dicetak dan di dalamnya diberi materi seputar puasa, zakat, adab siswa, thaharah juga sholat.Â
Meski demikian rangkuman ceramah dan tanda tangan masih ada. Bahkan ditambah lagi dengan laporan kegiatan sholat dan taddarus siswa setiap hari.
Laporan tetap harus ada tanda tangannya.Â
 Bedanya tanda tangan penceramah sudah tidak ada, hanya tanda tangan orang tua.Â
Mengapa harus tanda tangan orang tua? Tentu saja, keberhasilan pendidikan anak memerlukan peran aktif guru dan orang tua.
Ada cerita menarik  berkaitan dengan buku panduan kegiatan Ramadhan ini.