Sekelompok siswa sedang mengamati sebuah pohon yang terletak di halaman sekolah. Satu siswa berdiri di sebuah titik dan siswa yang lain mengukur jarak dari siswa tersebut ke pohon yang diamati.
Di tangan siswa yang menjadi pengamat sebuah alat dipegang dan diarahkan ke ujung atas pohon yang diamati. Ya,mereka pagi itu sedang praktik menghitung tinggi sebuah pohon dengan menggunakan klinometer sederhana.
Apakah Klinometer itu?
Klinometer adalah alat yang digunakan untuk  mengukur sudut elevasi dari suatu benda.  Alat ini bisa dimanfaatkan untuk mengukur ketinggian benda-benda tinggi yang sulit diraih, misalnya tiang bendera, pohon ataupun gedung.
Sebuah klinometer sederhana bisa dibuat dari sebuah pipa paralon kecil yang ditempeli busur derajat dan di bagian tengah busur tersebut diberi benang dan pemberat untuk menunjukkan besar sudut elevasi.
Penggunaan klinometer sederhana untuk mengukur tinggi obyek ini dikaitkan dengan penerapan konsep kesebangunan segitiga untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Tentang Kesebangunan dan Kesebangunan  Segitiga
Materi kesebangunan didapatkan siswa di kelas 9 semester dua. Materi ini berkisar pada arti kesebangunan, syarat kesebangunan dan penggunaan konsep kesebangunan untuk memecahkan masalah nyata.
Dua buah segitiga dikatakan sebangun jika perbandingan panjang sisi yang bersesuaian adalah sama atau besar sudut yang bersesuaian adalah sama.
Pada dua buah segitiga yang sebangun berlaku bahwa perbandingan panjang sisi yang bersesuaian adalah sama dan besar sudut yang bersesuaian adalah sama.
Seperti pada gambar berikut:
Praktik mengukur ketinggian obyek dengan menggunakan klinometer bisa dilaksanakan dengan konsep trigonometri. Tapi karena siswa kelas sembilan belum mengenal trigonometri, maka konsep yang digunakan adalah kesebangunan segitiga.
Langkah-langkah pengukuran tinggi obyek dengan menggunakan klinometer sederhana adalah sebagai berikut:
1. Tentukan obyek yang akan diukur ketinggiannya, lalu tentukan posisi pengamat dan ukur jarak pengamat dari obyek.
2. Arahkan klinometer pada obyek untuk menentukan sudut elevasiÂ
3. Â Gambarkan kondisi tersebut pada kertas dengan skala tertentu.
4. Ukur tinggi obyek pada kertas dengan penggaris, lalu  ubah ke dalam ukuran sebenarnya. (Misal skala yang dipakai adalah 1:100 atau 1 cm mewakili 1 meter, maka jika hasil pengukuran pada gambar adalah 2,3 cm, maka jarak sebenarnya adalah 2,3 meter)
5. Tambahkan tinggi obyek yang diperoleh dari nomor 4 di atas dengan tinggi pengamat. Tinggi pengamat dihitung dari kaki hingga mata.
Sesudah  mendapatkan data tentang jarak pengamat dari obyek dan sudut elevasinya, siswa membuat laporan bersama di kelas.Â
Di akhir pembelajaran setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelas.
Pembelajaran materi kesebangunan dengan menggunakan klinometer adalah wujud praktik pembelajaran berdiferensiasi produk, dimana tiap kelompok bebas dalam mencari obyek yang akan diamati dan menyajikan hasil pengamatannya dalam bentuk laporan juga presentasi.Â
Hal positif yang bisa diambil dari pembelajaran ini adalah siswa lebih kreatif dalam menerapkan konsep matematika untuk memecahkan masalah di kehidupan nyata, belajar bekerja sama dalam memecahkan masalah, juga berani mengemukakan hasil pengamatan mereka di hadapan siswa lain.Â
Melalui pembelajaran ini siswa juga bisa merasakan bahwa matematika begitu dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari sehingga belajar terasa lebih bermakna dan menyenangkan.Â
Adalah penting membuat pembelajaran matematika yang menyenangkan, dan mendekatkan matematika dengan kehidupan sehari-hari serta memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksplor merupakan salah satu caranya.Â
Harapannya ke depan siswa akan lebih mencintai matematika dan semakin bersemangat dalam mempelajarinya.
Semoga bermanfaat dan salam edukasiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H