Bagaimana tidak? Segala sesuatu sampai hal yang sekecil kecilnya bisa kita peroleh dengan cara browsing. Apa akibatnya? Kita malas mengingat. Sebagaimana pisau yang tidak pernah diasah maka kemampuan kognitif kita juga akan mengalami penurunan.Â
Dalam pengamatan saya, terlalu banyak mengandalkan gadget sebagai penyimpan informasi membuat banyak di antara siswa mempunyai ingatan kurang bagus.
Siswa sering terheran-heran ketika saya bercerita bahwa zaman sekolah dulu, kami yang masih  duduk di kelas dua SD harus sudah hafal perkalian 1x1 sampai 10x10.
Atau ketika saya ceritakan bahwa saat kelas empat SD, kami harus hafal ibukota 27 propinsi di Indonesia (saat itu jumlah propinsi masih 27).Â
Kelas enam, kami  harus hafal dengan 36 butir Pancasila dan setiap pagi sebelum pelajaran dimulai, bergantian kami maju di depan kelas membaca butir butir Pancasila tanpa teks.  Mantap sekali bukan?
Jauh dengan kondisi saat ini di mana siswa kelas tujuh masih banyak yang belum hafal perkalian atau pembagian, bahkan untuk  penjumlahan bilangan bulat positif dan negatif masih sering salah.Â
Dalam sebuah kesempatan guru IPS menceritakan bahwa nama dan posisi pulau di Indonesia masih banyak yang belum  hafal. Â
Apakah anak anak mulai mengalami demensia digital? Mungkin tidak bisa langsung disimpulkan seperti itu, karena faktor lain yang menyebabkan anak sekarang lebih sulit mengingat juga banyak. Tapi mari kita lanjutkan pembahasan tentang dimensia digital ini.
Penyebab utama dari dimensia digital adalah  screen time atau penggunaan gadget yang terlalu berlebihan.