Seorang siswa sedang mengarahkan klinometer ke arah sebuah pohon. Beberapa temannya membantu melihat sudut elevasi yang ada di klinometer sederhana buatan mereka.Â
Sementara itu, siswa yang lain ada yang mengukur jarak pengamat dengan obyek yang diamati juga menghitung tinggi obyek dengan menggunakan konsep kesebangunan segitiga.
Semua tampak begitu bersemangat. Â Ya, hari itu siswa sedang bersenang-senang dengan matrematika. Tepatnya, mereka sedang belajar menerapkan konsep kesebangunan segitiga pada masalah sebenarnya.
Mengapa harus bersenang-senang dengan matematika?
 Mendengar kata matematika ada dua Gambaran umum yang muncul dalam benak kita.Â
Gambaran yang pertama  adalah matematika itu mudah dan  menyenangkan sementara yang lain menganggap matematika itu sulit, banyak rumus, terlalu banyak menghitung, juga suasana belajar yang menegangkan .
Yang merasakan matematika mudah dan menyenangkan tentunya mereka yang tidak bermasalah dengan matematika, sebaliknya yang mempunyai gambaran tidak menyenangkan tentunya yang mengalami kesulitan dalam memahami materi satu ini.