Sekotak penuh berisi tempe mendoan sudah tersaji manis di hadapan kami. Di depan tiga orang guru siap memandu jalannya acara. Siswa yang saat itu seharusnya pelajaran IPA menghentikan kegiatan mereka sejenak untuk fokus pada acara.
Ya, hari itu kami akan mengadakan pesta kecil bertajuk Pesta Mendoan. He..he... Mengapa mendoan? Let's check it out!
Berawal dari pengamatan saya pada pembelajaran IPA seorang rekan guru, maka jadilah tulisan yang berjudul Ketika Bioteknologi Disajikan dalam Pembelajaran Berdiferensiasi.
Pembelajaran yang dilakukan sangat menarik dan interaktif. Siswa juga demikian antusias, karenanya pembelajaran itu langsung saya jadikan tulisan. Di luar dugaan tulisan itu sempat menjadi trending topik di Kompasiana minggu lalu.
Dalam waktu satu hari tulisan dibaca oleh 2000 orang, dan sampai sekarang pembacanya sudah lebih dari 9700 orang. Wow, luar biasa..
Wah, sepertinya kita harus Pesta Mendoan ini.. kata saya bergurau pada anak- anak.Â
Ternyata ajakan pesta mendapat sambutan hangat dari teman guru IPA dan para siswa. Aha, ibarat gayung bersambut, dalam waktu tak terlalu lama pesta pun dipersiapkan.
 Dua hari sebelum pelaksanaan seorang siswa berkata bahwa ibunya bisa membuatkan tempe mendoan sementara sambal kecap dibuat oleh orang tua siswa yang lain. Luar biasa. Akhirnya deal, bahwa pesta akan diadakan di hari Jumat.
"Waktunya pelajaran matematika, Bu?" tanya seorang siswa.
"Tidak, matematika tetap ada," jawab saya cepat. Harap dimaklumi kami para guru matematika termasuk pelit untuk urusan 'membebaskan' jam.Â
Ah ya, kenapa harus tempe mendoan?
Karena tulisan yang naik daun adalah tentang bioteknologi dan di dalamnya menceritakan tentang tempe mendoan, maka tempe mendoan yang kami pilih sebagai tema. Penyebab lainnya, tempe mendoan mudah dibuat dan demikian akrab di lidah. Maknyus pokoknya.Â
Tentang Tempe Mendoan
Tempe mendoan adalah hidangan yang berasal dari Banyumas. Sesuai namanya yaitu mendoan, tempe ini dibalur dengan bumbu tepung dan digoreng setengah matang(dalam bahasa Banyumas mendo artinya setengah matang).
Dilansir dari Kompas.com, tempe mendoan yang setengah matang  menggambarkan karakter orang Banyumas yang lemas, fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan sekitar. Namun jika kondisi terpaksa ia bisa keras, kaku seperti keripik dan rela diajak remuk bersama.Â
Filosofi ini dikaitkan dengan tekad para pahlawan yang berjuang merebut kemerdekaan Indonesia. Ya, zaman dulu banyak orang Banyumas yang menjadi tokoh di dunia diplomasi ataupun kemiliteran seperti Jenderal Soedirman, Soesilo Soedarman, Soepardjo Reostam, dan lain-lain.
Dikaitkan dengan bioteknologi, pembuatan tempe mendoan memerlukan bantuan jamur Rhizopus oligosporusdan R. oryzae
Selain tempe mendoan produk bioteknologi lain yang 'menemani' pesta kami hari itu adalah kecap yang dalam pembuatannya memerlukan bantuan aspergillus wentii.
Sebelum makan mendoan bersama-sama, siang itu siswa diajak berdiskusi dan tanya jawab tentang produk produk bioteknologi oleh Bapak Guru IPA. Sesudah diskusi, saat yang ditunggu pun tiba. Bersama-sama kami menikmati mendoan yang sejak tadi tersedia di atas meja.
Hmm, lezatnya tempe mendoan ditambah dengan manisnya kecap dan pedasnya cabe rawit membuat siang itu terasa demikian istimewa. Seistimewa kolaborasi kami dalam menghasilkan sebuah tulisan di Kompasiana tercinta.
Salam Kompasiana..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H