Saya melihat hidangan itu dengan heran. "Ayamnya kok hancur ya?" tanya saya sambil melihat isi piring sayaÂ
Anak saya tertawa sambil memindahkan dua centong nasi dari termos ke piringnya. "Itu namanya ayam geprek Buk, ayamnya dihancurkan seperti itu," jelasnya.
Singkat kata kami langsung menikmatinya. Nasi hangat, ayam goreng tepung dan sambel bawang yang agak pedas sungguh kombinasi yang begitu tepat untuk mengobati rasa lapar kami.
Itulah perkenalan pertama saya dengan ayam geprek. Sebelumnya untuk makanan sejenis saya hanya kenal nasi ayam lalapan atau nasi ayam penyet.
Apa yang membedakan ayam penyet dan ayam geprek? Ayam penyet biasanya disajikan dengan tempe atau tahu yang dipenyet sementara ayamnya sebelumnya diukep lalu digoreng. Jadi ayamnya utuh.Â
Sedangkan pada ayam geprek, ayamnya digoreng tepung dan sesuai namanya ayamnya digeprek di cobek yang sudah berisi sambel  hingga agak hancur.Â
Jika ayam penyet biasanya menggunakan sambel terasi makal ayam geprek menggunakan sambel bawang.Â
Nah..., sebagai orang Indonesia kita harus benar-benar bangga punya berbagai varian sambel yang lezat dan punya keunikan tersendiri.
Sejak kapan ayam geprek ini mulai eksis? Dari Wikipedia disebutkan bahwa hidangan ayam geprek bermula di Kota Yogyakarta, hasil kreasi Ibu Ruminah atau Bu Rum.
Sekitar tahun  2003, Bu Rum menjual lotek, soto, dan ayam goreng tepung di warung makannya.Â