Saya bergabung di Kompasiana bulan Oktober 2020. Sudah tiga tahun lebih. Perjalanan bersama Kompasiana memberikan banyak hal. Banyak teman, skill menulis yang senantiasa di asah, bertemu dengan orang-orang hebat dan tentu saja membuka wawasan.Â
Bagaimana tidak membuka wawasan jika tiap hari saling bertegur sapa dengan sesama Kompasianer lewat membaca artikel artikel mereka?Â
Dalam Kilas Balik Kompasiana tahun ini disebutkan tingkat keterbacaan artikel saya selama satu tahun, artikel yang paling hitz dan tak lupa ranking. Nah, ini yang menarik.
Berapapun rankingnya semua terasa menyenangkan. Adanya ranking membuat kita merasa  jerih payah kita begitu diapresiasi dan ada kebanggan tersendiri . Karena itu saya bisa memahami jika tiap menerima rapor selalu ada orang tua siswa yang bertanya tentang ranking anaknya.
Bagaimana dengan rapor Spotify ?
Dalam rapor Spotify disebutkan jenis musik yang sering disetel, termasuk juga durasi waktu yang digunakan untuk mendengarkan musik ataupun podcast.
Luar biasa. Membuka kilas baliknya langsung muncul lagu yang paling sering saya setel, jadi feel-nya benar-benar langsung mengena.
Dalam rapor juga disebutkan podcast yang paling sering didengarkan. Karena tiap pagi atau menjelang tidur saya selalu stay di pengajian filsafatnya Pak Fahrudin Faiz, MJS (Masjid Jenderal Sudirman) menempati urutan pertama podcast kegemaran saya.Â