Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Peringkat PISA Kita Naik, Lalu Harus Bagaimana?

10 Desember 2023   15:56 Diperbarui: 10 Desember 2023   21:33 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kurikulum yang disederhanakan membuat siswa lebih fokus dalam pembelajaran, dokumentasi pribadi 

"Jangan pernah berhenti belajar karena semesta tidak pernah berhenti memberikan pelajaran"

Selasa, 5 Desember 2023 kemarin ada berita bagus dari dunia pendidikan, yaitu ranking PISA kita tahun 2022 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu 2018. 

Di tengah perjuangan dunia pendidikan untuk mengatasi learning loss sebagai dampak dari pandemi, sungguh ini sebuah hal yang menggembirakan.

Sebenarnya apakah PISA itu?. 

PISA (Programme for International Student Assessment) atau Program Penilaian Siswa Internasional adalah program yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). 

Program ini mengadakan studi untuk mengevaluasi sistem pendidikan yang diikuti oleh lebih dari 81 negara di seluruh dunia.

PISA dilaksanakan tiga tahun sekali sejak tahun 2000, dan mengalami penundaan satu tahun dari tahun 2021 hingga 2022 karena pandemi.

Tujuan PISA adalah untuk mengukur prestasi literasi membaca, matematika, dan sains peserta didik sekolah berusia 15 tahun di negara- negara peserta.

Data PISA tahun 2022 diambil di sekitar bulan Mei 2022. 

Dari situs Kemdikbud diperoleh data bahwa secara internasional hasil PISA 2022 menunjukkan penurunan akibat pandemi. Namun Indonesia mengalami peningkatan peringkat, yaitu naik 5-6 posisi dibandingkan tahun 2018.

Kenaikan peringkat tersebut adalah literasi membaca dan matematika naik 5 tingkat, sementara sains naik 6 tingkat.

Peringkat matematika, sumber : Kemdikbud
Peringkat matematika, sumber : Kemdikbud

Peringkat literasi membaca, sumber: Kemdikbud
Peringkat literasi membaca, sumber: Kemdikbud

Peringkat literasi sains, sumber: Kemdikbud
Peringkat literasi sains, sumber: Kemdikbud

Masih menurut situs tersebut peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan

sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi learning loss akibat pandemi.

Perlu digaris bawahi, bahwa hasil PISA 2022 bukan cermin pendidikan saat ini tapi itu dua tahun lalu saat pembelajaran dilaksanakan secara daring.

Banyak usaha yang dilakukan untuk mengatasi learning loss saat itu mulai dari pemberian kuota pada siswa dan guru selama pembelajaran daring hingga penyederhanaan kurikulum. 

Siswa sedang belajar, dokumentasi pribadi 
Siswa sedang belajar, dokumentasi pribadi 

Penyederhanaan kurikulum dari Kurikulum 2013 menjadi kurikulum darurat dan akhirnya menjadi kurikulum merdeka membuat siswa lebih fokus dan guru lebih leluasa dalam merancang pembelajaran yang bermakna bagi siswa.

Peningkatan peringkat PISA adalah sebuah hal yang sangat menggembirakan, namun jangan sampai melenakan kita semua yang bergerak dalam dunia pendidikan. Mengapa?

Peningkatan yang kita alami adalah peningkatan peringkat, sementara score mengalami penurunan. 

Score membaca mengalami penurunan 12 (dari 371 menjadi 359), matematika mengalami penurunan 13 (dari 379 menjadi 366) dan sains menurun 13 (dari 396 menjadi 383). 

Penurunan memang disebabkan pandemi dan semua negara mengalaminya. Namun tak ada salahnya kita harus waspada dan tetap berbenah.

Belajar presentasi, mengeksplor kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan, dokumentasi pribadi 
Belajar presentasi, mengeksplor kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan, dokumentasi pribadi 

Pandemi telah memberikan dampak yang luar biasa dalam dunia pendidikan. Penurunan kemampuan kognitif serta perubahan karakter siswa. 

Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan kognitif siswa banyak mengalami penurunan. 

Dalam diskusi kami sesama guru kami sering membandingkan bahwa kemampuan kognitif siswa sekarang serasa mundur tiga tahun ke belakang. Kemampuan siswa dalam bermatematika misalnya, kelas 7 hampir sama dengan kelas 5 sebelum pandemi.

Kegemaran siswa dalam berliterasi perlu ditingkatkan. Ada indikasi siswa malas membaca karena mereka terlalu banyak bergaul dengan gadget. 

Memang literasi tidak hanya baca tulis saja, tapi tanpa kemampuan baca tulis yang baik mustahil siswa akan belajar dengan baik.

Ketergantungan pada gadget mengakibatkan siswa mudah terpapar konten yang tidak baik sehingga berpengaruh pada karakter mereka. 

Untuk mengatasi berbagai masalah dalam dunia pendidikan, gebrakan pemerintah lewat Platform Merdeka Belajar sangat patut diapresiasi. 

Lewat platform ini para guru dari Sabang sampai Merauke bisa saling sharing pengetahuan dan berbagi praktik baik. 

Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan pada guru mendesain pembelajaran yang bermakna, dokumentasi pribadi 
Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan pada guru mendesain pembelajaran yang bermakna, dokumentasi pribadi 

Platform Merdeka Mengajar menghidupkan gairah dan komunitas belajar di kalangan guru sehingga mereka selalu belajar dan belajar untuk membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan di kelas masing-masing.

Tantangannya sekarang adalah apakah guru bisa memanfaatkan platform tersebut secara maksimal dan benar-benar mengimplementasikannya di lapangan. 

Di sini peran guru penggerak sangat diperlukan. Guru penggerak bisa berdiri di garda depan untuk menggairahkan komunitas-komunitas belajar yang ada.

Akhirnya meningkatnya peringkat PISA kali ini semoga bisa lebih memicu semangat para guru untuk selalu belajar dan belajar. Masih banyak yang harus kita benahi dan tantangan yang dihadapi siswa ke depan tentunya akan semakin berat.

Siswa membuat tugas laporan, dokumentasi pribadi 
Siswa membuat tugas laporan, dokumentasi pribadi 

Jika guru suka belajar, maka siswa akan tumbuh menjadi insan yang suka belajar pula. Karenanya, jangan pernah berhenti belajar karena semesta tidak pernah berhenti memberikan pelajaran ..

Salam edukasi...:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun