Pagi telah menyapa dengan kehangatan mentarinya. Geliat kesibukan mulai terasa di Pasar Bareng tempat saya belanja setiap hari. Beberapa pedagang baru datang, beberapa sudah stand by sejak habis subuh.
Yang baru datang biasanya pedagang kelontong, sementara pedagang sayur sudah datang lebih awal.Â
Setelah membeli tempe, tahu, sayur dan bumbu- bumbu pandangan mata saya langsung tertumbuk pada penjual jajan pasar yang berlokasi di tengah pasar.Â
Berbagai jajanan dengan warna merah, hijau, coklat juga hitam tampak tertata rapi di meja. Sangat menggoda. Â Ada Gatot, tiwul, bledhus, lopis dan... klepon!
Aha, klepon, jajanan dengan bentuk bulatan hijau bertabur kelapa ini memaksa saya mampir untuk sekedar membeli dua bungkus jajan pasar.
"Tumbas kalih , Bu," kata saya pada sang penjual. Dengan sigap ibu penjual mengambil kertas bungkus dan meletakkan berbagai jajan pasar. Terakhir di atas jajanan tersebut ditaburi kelapa dan gula merah cair (kicir). Uh, mantap pokoknya.
"Pinten Bu?" tanya saya.
" Sedoso," jawab ibu tersebut ramah.
Saya mengambil dua bungkusan jajan pasar, menyodorkan selembar uang sepuluh ribuan dan segera pulang. Manis, gurih serta legitnya klepon langsung terbayang dan membawa kaki saya melangkah lebih cepat.Â
Tentang Klepon Si Kaget Nyemprot