Apa yang terbayang dalam benak pembaca ketika mendengar kata bubur kacang hijau? Hmm, sedap, lezat, manis, gurih, hangat.., wenak pol pokoknya. Atau mungkin pembaca tidak menyukainya?Â
He..he.. kali ini saya akan bercerita ketika sekolah kami mengadakan program makan kacang hijau bersama di lapangan. Sebuah kegiatan yang asyik, sekaligus bermanfaat karena lewat kegiatan ini juga diadakan sosialisasi tentang makanan sehat dari UKS.
Bertepatan dengan penyelenggaraan Jumat Sehat, pagi itu kesiswaan bersama UKS, Â mengumpulkan seluruh siswa di lapangan. Siswa duduk sesuai kelasnya sementara wali kelas dan perwakilan paguyuban menyiapkan bubur kacang hijau untuk sarapan bersama.Â
Mengapa harus bubur kacang hijau? Â Kehadiran makanan satu ini rupanya sudah mulai tergerus oleh munculnya berbagai macam makanan kekinian.Â
Popularitas bubur kacang hijau semakin menurun terbukti dengan banyaknya siswa yang kurang suka bahkan baru mengenal bubur kacang hijau.Â
Padahal ketika saya kecil dulu bubur kacang hijau adalah hidangan istimewa yang hanya bisa muncul satu minggu sekali. Ya, ibuk membuat kacang hijau pas kami libur sekolah saja, sehingga Minggu selalu menjadi hari istimewa. Dalam benak kami semua saat itu bubur kacang hijau adalah makanan sehat penuh gizi.Â
Oh ya, bubur kacang hijau juga menjadi makanan wajib para balita di kampung setelah ditimbang berat badannya di Posyandu.Â
Dari hasil wawancara Suster Ratna dengan siswa, penyebab siswa tidak mengenal kacang hijau adalah  karena kacang hijau tidak pernah dimasukkan dalam menu makan mereka sehari-hari. Akibatnya beberapa siswa menganggap kacang hijau rasanya aneh dan akhirnya tidak menyukainya.