Nanda cepat menyerahkan tiga manik- manik merah.Â
Manik-manik itu saya jejer di meja. "Nah, sekarang manik-maniknya berapa?" tanya saya.
Dengan sigap Nanda menghitung dan..
"Delapan!" katanya cepat.Â
"Pintar..!" kata saya.Â
Nanda tampak senang.
Pertanyaan saya tambah dengan 2 +3, 4 +5 , 2+2 dan banyak lagi. Semua bisa dijawab lancar oleh Nanda dengan menggunakan manik manik sebagai medianya. Tentu saja di sela-sela belajar berhitung itu ia terus bercerita dan bercerita.
Kesimpulan saya Nanda tidak ada masalah dengan kemampuan matematikanya. Untuk anak seusianya, ia bisa menghitung dengan baik, terutama penjumlahan.
Esok harinya hal tersebut saya ceritakan pada Mama Nanda. Reaksi mama Nanda ternyata tidak terlalu surprise.
"Kalau menghitung pakai benda Nanda bisa Bun, ini menghitungnya membayangkan," katanya.
"Waduh, membayangkan bagaimana?" tanya sayaÂ