Istilah mlipir sebenarnya tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Namun, kata mlipir seringkali dipakai sebagai denotasi yang berarti berjalan di pinggir atau berjalan di pinggir.Â
Jadi sesuai maknanya Mlipir Kali mengajak semua peserta melintasi sepanjang jalan yang terdapat di tepi sungai yang membelah Jl. Mayjend  Sungkono.
Rute yang dilalui tidak terlalu jauh. Jaraknya sekitar 1,1 km, tapi cukup membuat kami berkeringat. Perjalanan Mlipir Kali terasa lebih mengasyikkan tatkala di titik-titik tertentu peserta dari angkatan yang sama menyempatkan diri untuk foto bersama.
Sesudah melakukan perjalanan peserta kembali ke lokasi berkumpul dan melakukan senam bersama. Aha, kegiatan yang menarik. Apalagi sebelum senam kita semua menyanyikan lagu Mars Mitreka Satata bersama.
Acara Uklam Tahes ini dihadiri alumni dari berbagai angkatan. Lebih dari 300 peserta menghadiri acara ini.Â
Menurut pantauan penulis angkatan paling senior adalah angkatan tahun 67 dan paling yunior adalah 2001.
Dalam sambutannya ketua pelaksana Uklam Tahes ke 108, Eddy Efi mengatakan pentingnya menjaga silaturahmi dan selalu peduli pada teman, sekolah, juga Bapak/Ibu guru kita. Ya, bapak/ibu guru yang dulu begitu setia mendidik kita.