Meski Mas Menteri menerangkan bahwa tidak perlu ada bimbel ANBK namun agar bisa mengikuti dengan baik, terutama AKM yang meliputi literasi baca tulis dan numerasi perlu adanya persiapan pada diri siswa.
Ya, ciri khas dari soal AKM adalah bacaannya panjang, sehingga benar-benar menguji kemampuan dan ketahanan siswa untuk berliterasi. Berbeda dengan soal-soal rutin yang diberikan pada siswa dalam pembelajaran.
Tentunya persiapan yang dilakukan sekolah untuk menghadapi ANBK jauh berbeda dengan persiapan UN.
Jika persiapan UN banyak diisi dengan drill dan latihan soal, dalam persiapan ANBK siswa di sekolah kami lebih banyak diajak untuk berliterasi.
Kemampuan siswa dalam berliterasi sebenarnya bisa diasah lewat berbagai kegiatan literasi yang diadakan sekolah.Â
Kemampuan berliterasi tidak bisa didapatkan dalam proses yang sekejap, tapi melalui kegiatan literasi sekolah yang dilaksanakan terus-menerus.
Ada tiga tahapan kegiatan literasi di sekolah, yaitu:
1. Pembiasaan, bisa dilakukan dengan membaca sepuluh menit setiap hari. Buku yang dibaca bebas, bisa fiksi ataupun non-fiksi.Â
2. Pengembangan, adalah lanjutan dari pembiasaan. Bisa dengan menceritakan kembali, pembahasan masalah buku, membuat sinopsis dan lain-lain.
3. Pembelajaran, adalah dengan memasukkan literasi dalam pembelajaran di setiap mapel.