Pagi yang istimewa. Hari belum lagi menunjukkan pukul setengah delapan. Sepagi itu sepeda motor saya sudah melaju menuju MATOS (Malang Town Square).Â
Ya, hari itu saya bersama beberapa teman guru bertugas mendampingi siswa menonton film Tegar.
Suasana di MATOS bagian depan sudah penuh pengunjung. Semua didominasi oleh siswa. Tampak dari seragam yang dikenakan. Ada yang berseragam Pramuka, ada pula yang berseragam olah raga.
Setelah baris dan melakukan presensi kami masuk ke bioskop Cinepolis, di Malang Town Square lantai atas.
Semua begitu antusias. Tentu saja, menonton film bersama rasanya sudah lama sekali tidak kami laksanakan. Lebih-lebih selama pandemi.
Sesuai edaran Dinas Pendidikan tujuan diadakannya nonton bioskop film Tegar ini adalah untuk sosialisasi pendidikan karakter pada siswa. Kebetulan yang mendapat giliran untuk menonton adalah seluruh siswa kelas delapan dengan didampingi wali kelas masing- masing.
Tentang Film Tegar
Film Tegar digarap oleh Anggi Frisca yang berperan sebagai penulis skenario sekaligus sutradara. Film ini diproduksi tahun 2022 oleh Rumah produksi Aksa Bumi Langit dan Citra Sinema.
Film Tegar berkisah tentang perjuangan seorang anak penyandang disabilitas untuk bisa sekolah.
Lahir dari keluarga kaya, Satria Tegar Kayana kurang mendapat perhatian dari ibunya. Ayahnya sendiri sudah meninggalkan Tegar. Dalam keseharian Tegar selalu ditemani kakek dan pengasuhnya.
Mama Tegar selalu mencegah Tegar bergaul dengan orang banyak karena khawatir ia akan mendapat perlakuan yang kurang menyenangkan karena kondisi tubuhnya.
Pada hari ulang tahunnya yang ke sepuluh Tegar meminta hadiah pada kakeknya agar diperbolehkan sekolah. Kakek Tegar menyanggupinya. Hanya sayangnya takdir berkata lain ketika tiba-tiba kakeknya meninggal.
Suatu ketika mama Tegar harus meninggalkan Tegar selama satu Minggu karena  ada urusan pekerjaan. Bertepatan dengan itu pengasuh Tegar mendapatkan kabar bahwa ibunya sakit sehingga diam- diam meninggalkan Tegar.Â
Sepeninggal keduanya Tegar banyak belajar tentang mengurus diri sendiri. Hingga suatu saat ketika ia merasa bosan karena tidak punya teman, Tegar meninggalkan rumah.
Dalam perjalanannya lari dari rumah, Tegar bertemu dengan Pak Akbar yang juga penyandang disabilitas.
Melalui Pak Akbar dan Imam anak Pak Akbar, Tegar menemukan apa yang dicari selama ini yaitu mempunyai teman dan bisa bersekolah.
Tokoh utama dari film ini adalah  aktor cilik Muhammad Aldifi Tegarajasa sebagai pemeran Tegar. Film ini juga menggandeng nama-nama terkenal seperti Deddy Mizwar sebagai kakek Tegar dan Sha Ine Febriyanti sebagai ibu Tegar.
Selain Aldifi, terdapat aktor lain penyandang disabilitas yaitu Prihartono Mirsaputra yang berperan sebagai penyanyi cafe dan tukang parkir.
Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari film Tegar ini, di antaranya adalah :
1. Mensyukuri keadaan, jangan mudah mengeluh. Jika ada  kekurangan dalam diri kita, pasti Allah memberikan kelebihan lain pada diri kita. Seperti yang digambarkan dalam film ini, meski penyandang disabilitas Tegar memiliki kemampuan yang bagus dalam melukis.
2. Melalui film ini juga didapatkan pelajaran bahwa anak disabilitas mempunyai keinginan yang sama dengan anak- anak yang lain. Mereka ingin bermain sambil merasakan kegembiraan, keceriaan dan kesenangan berkumpul dengan teman-temannya. Hal tersebut kadang kurang dipahami orang tua. Karena terlalu melindungi anaknya, tidak sadar orang tua justru mengucilkan anaknya.
3. Anak disabilitas juga berhak mempunyai mimpi dan mengejar mimpi tersebut seperti anak- anak yang lain. Karena mereka terlahir istimewa  selayaknya orang tua menerima dengan besar hati dan memberikan pola pengasuhan yang tepat untuk mereka. Support keberhasilan anak yang utama adalah keluarga.
4. Dari pertemanan Tegar dengan kawan kawan di sekolahnya bisa diambil pelajaran bahwa persahabatan akan terasa indah bila kita mau menerima perbedaan kita masing-masing.
Film yang sarat pesan sekaligus mengharukan. Melalui film ini kita diajak memahami bahwa hakekatnya setiap orang dilahirkan berbeda. Adalah penting memahami kelebihan dan kekurangan masing- masing agar hidup terasa lebih indah dan harmonis.
Salam Edukasi ..:)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H