Hmm, satu bulan, pantas passwordnya lupa. Paman Izul sebenarnya bukan orang yang pelupa, hanya saja kesibukannya memang padat, pikir Alby.
"Paman cuma ingat, passwordnya ada 8 digit, diawali dengan dua huruf dan enam angka istimewa, " kata paman lagi.
Tengah berpikir, tiba-tiba terdengar suara Bunda memanggil. Ya, rumah Aby tidak jauh dari rumah Paman Izul.
"Alby, sudah makan? " tanya Bunda mengingatkan.
"Sebentar, Bunda, "jawab Alby sambil terus menuju rumah.
Habis makan Alby segera masuk kamar.
Ia mengambil selembar kertas. Membuat coretan-coretan. Dua huruf dan enam bilangan istimewa.., hmmm, kata-kata Paman Izul terus terngiang di telinganya.
Alby mengernyitkan dahi tanda ia berpikir serius, lalu mencoret- coret lagi. Kira-kira dua jam kemudian Alby memberikan bulatan merah pada beberapa bagian coretannya. Dengan wajah berseri ia menuju rumah Paman Izul.
Di kamar, Paman Izul sedang membaca bukunya. Laptop masih terbuka di meja sebelahnya.
"Sudah bisa dibuka, Paman? " tanya Alby.
"Belum, By, "