Betapa tidak? Bergantungan sendiri di angkasa dengan badan terombang-ambing oleh angin. Sementara arah paralayang hanya bisa dikendalikan oleh gerakan dua tangan kita.
Melihat dari dekat persiapan para penerbang paralayang  membuat kami tahu betapa persiapan yang harus dilakukan sebelum terbang dengan paralayang memerlukan kecermatan.
Dari berbagai sumber saya memperoleh keterangan bahwa ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum terbang dengan paralayang. Di antaranya adalah:
1. Perhatikan cuaca. Ini hal utama. Kita harus mencermati kecepatan angin dan kondisi awan. Kecepatan angin  yang ideal untuk olahraga paralayang tidak boleh melebihi 25 km/jam. Melalui kondisi awan bisa dilihat apakah akan terjadi hujan atau badai. Berarti semakin berawan, harus semakin hati-hati berparalayang.
2. Perhatikan parasut. Ada berbagai macam ukuran parasut. Pilih ukuran parasut sesuai dengan berat badan.
3. Lakukan manuver sesuai kemampuan.
4. Perhatikan kondisi kesehatan. Penerbang paralayang harus dalam kondisi sehat, tidak boleh sakit ataupun berada di bawah pengaruh minuman beralkohol.
Bagi wisatawan yang berani mereka bisa terbang sendiri, sedangkan bagi yang tidak berani (pemula) disediakan tandem yang menemani mulai dari terbang sampai mendarat lagi.
Apakah saya mencoba? Jelas tidak..! Melihat penerbang paralayang yang melakukan start saja sudah 'semriwing' rasanya. He..he..
Usai berjalan-jalan dan berfoto, kami segera melanjutkan perjalanan ke Taman Langit.