Rungkad...
Entek-entekan
Kelangan kowe sing paling tak sayang
Stop mencintaimu
Gawe aku ngelu
Lagu dari Happy Asmara menghentak semangat kami pagi itu. Pertigaan Jalan Semeru dan  Ijen sudah dipenuhi manusia. Ada yang menggunakan kostum komunitas masing-masing, banyak pula yang tidak.Â
Tiap orang mengambil jarak sekitar dua lengan agar tidak saling bertabrakan ketika melakukan gerakan.Â
Pas di pertigaan ada sebuah panggung kecil untuk para pemandu senam.
Aha, itu adalah suasana Car Free Day di kota Malang pagi ini.Â
Sesuai namanya selama Car Free Day berlangsung yaitu pukul 06.00 hingga pukul 10.00 kawasan Jalan Ijen dan Semeru di kota Malang tidak boleh dilintasi kendaraan bermotor.Â
Kawasan tersebut bisa digunakan untuk berjalan-jalan, olah raga atau duduk duduk.
 Suasana Car Free Day kota Malang seperti biasa selalu ramai. Event yang di adakan setiap hari Minggu itu sungguh sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Semua bergerak dan bergoyang  selaras irama mengikuti sang pemandu senam. Ada sekitar lima orang yang menjadi pemandu senam di atas panggung. Gerakannya lincah, gemulai namun bertenaga.
Wajah ceria tampak di mana-mana. Sedikit berlawanan dengan cuaca kota Malang pagi ini yang begitu mendung.Â
Selesai lagu "Rungkad", irama sedikit 'selow', dan lagu "Malang Seger" mulai berkumandang. Peserta senam semakin banyak, semua bergoyang sesuai irama. Saya dan dua orang teman menjadi bagian dari semuanya
Ketika irama beralih lebih keras, mulai dilakukan senam aerobik. Nah, ini.... Gerakan kami mulai tak karuan.Â
Ya, kami jarang ikut senam bersama seperti ini, jadi gerakannya jadi sering salah. Kami berpandangan sejenak lalu tertawa.
 "Gak apa-apa... yang penting keluar keringat..," kata teman saya menghibur diri, dan kamipun terus bergerak dengan penuh semangat.
Setelah empat lagu dan berkeringat, Â kamipun beranjak meninggalkan tempat senam. Jalan-jalan, itu agenda kami pagi itu.Â
Bagi kami warga Malang, Car Free Day selalu memiliki magnet tersendiri. Di kawasan itu tua, muda, anak kecil ikut bergembira bersama. Ada yang berjalan-jalan bersama keluarga, bertemu komunitas, bermain, mencari hiburan, promosi kegiatan, dan yang lainnya.
Begitu banyaknya yang datang di CFD dimanfaatkan oleh para pedagang untuk menjajakan dagangannya. Dagangan bisa berupa makanan, baju, aksesoris juga mainan.
Pedagang mainan ada di mana-mana. Persewaan mainan juga. Ada persewaan scooter yang mematok harga Rp10.000 tiap15 menit pemakaian. Wah, sangat menarik. Apalagi saya lihat penyewa scooter selalu datang silih berganti.
Di CFD kita juga bisa naik dokar (delman). Ongkosnya Rp10.000 perorang untuk satu kali naik. Sebenarnya kami ingin juga naik, tapi saat itu penumpang didominasi anak kecil, akhirnya kami mundur dulu.
Setelah sekian tahun tidak ke CFD, ada banyak yang berbeda. Salah satunya yang sangat mencolok adalah makanan yang dijual.Â
Satu stand makanan yang begitu laris adalah stand yang menjual makanan kekinian. Nama makanannya banyak yang menggunakan bahasa asing sehingga kami tidak berani mampir.Â
He..he.. benar benar kurang update. Masalahnya sebenarnya cuma takut tidak cocok di lidah saja.
Setelah berputar-putar di lokasi perbelanjaan yang berada di halaman Museum Brawijaya, kami memutuskan untuk istirahat dan makan soto ayam di pujasera. Menurut informasi dari teman- teman, pujasera ini selalu buka meski tidak pas penyelenggaraan CFD.
Nah, di pujasera ini makanan yang dijual cukup akrab dengan lidah kami. Seperti rawon, ayam geprek, soto ayam, soto daging dan lain-lain. Minumnya? Kami pilih es degan saja. Tapi esnya sedikit, maklum, hari masih pagi.
Duduk di pujasera sambil mengamati lalu lalang orang-orang sungguh mengasyikkan. Kebetulan di dekat Pujasera adalah stand mainan anak berupa kolam tempat memancing.Â
Di dekat tempat memancing ada stand melukis yang banyak dikunjungi anak-anak maupun remaja.Â
Tak lama menunggu,  soto ayam yang kami pesan datang. Wow, satu mangkuk penuh. Nasi, soto ayam, telur, sambel  dan kerupuk. Benar-benar hidangan pagi yang mantap. Harganya pun sangat bersahabat, yaitu Rp12.000,00 per porsinya.
Setelah makan kami melanjutkan perjalanan. Pulang, itu tujuan utama. Ya, jam sudah hampir menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi. Saatnya kami melakukan kegiatan yang lain di rumah.
Dalam perjalanan pulang saya menyempatkan diri mampir ke pedagang aksesoris. Biasalah, Â emak-emak, selalu tidak tahan melihat barang-barang cantik. Di situ kami membeli beberapa jepit dan karet pengikat rambut.Â
Menuju tempat parkir, kami kembali melewati tempat senam tadi. Di lokasi senam pengunjung semakin banyak, irama lagu semakin menghentak dan tampak pesertanya banyak yang masih muda. Aih, cocok sekali dengan hentakan iramanya.
Di tempat parkir bergegas kami mengambil sepeda. Setelah mengucapkan terima kasih pada Mas parkir, sepeda kami melaju keluar lokasi  CFD lewat Jalan Semeru.
Tampak banyak pengunjung yang berdatangan, demikian pula yang pulang. Ada yang sekedar berkeringat seperti kami, banyak pula yang pulang dengan membawa banyak belanjaan.Â
Ada yang datang dan pergi di CFD. Ada yang datang untuk berkegiatan ataupun rehat dari segala kegiatan yang sudah dilakukan selama satu minggu.Â
Ya, meski banyak yang berubah dari waktu ke waktu, Â CFD tetap menjadi tempat rekreasi yang murah meriah bagi warga Malang setiap hari Minggu.
Semoga bermanfaat, dan salam Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H