Mohon tunggu...
Yuli Anita
Yuli Anita Mohon Tunggu... Guru - Guru

Jangan pernah berhenti untuk belajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Pentingnya Penggunaan Media yang Tepat dalam Pembelajaran Matematika

18 Mei 2023   20:33 Diperbarui: 19 Mei 2023   04:04 906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media kerangka bangun ruang untuk belajar matematika, dokumentasi pribadi 

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi secara terencana sehingga siswa dapat belajar lebih efektif dan efisien

Dalam pembelajaran pemilihan media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan agar materi bisa tersampaikan dengan baik, lebih-lebih sesudah dua tahun pembelajaran daring dan banyak siswa mengalami learning loss.

Berikut adalah sedikit cerita tentang pentingnya penggunaan media yang tepat dalam pembelajaran matematika dalam materi Bangun Ruang.

***

Mengamati unsur unsur bangun ruang dan membuat laporan, dokumentasi pribadi 
Mengamati unsur unsur bangun ruang dan membuat laporan, dokumentasi pribadi 

Pagi itu pembelajaran matematika kelas tujuh sampai pada materi bangun ruang. Yang membedakan materi matematika pada kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013 adalah di kurikulum merdeka bangun ruang dipelajari di kelas tujuh. Materi tersebut meliputi bangun ruang sisi datar dan bangun ruang sisi lengkung.

Sementara di kurikulum 2013 materi bangun ruang dipecah menjadi dua, yaitu bangun ruang sisi datar di kelas 8 dan bangun ruang sisi lengkung di kelas sembilan

Di tahun-tahun sebelum pandemi tidak ada masalah yang berarti dengan pembelajaran materi bangun ruang. Ya, materi bangun ruang sudah pernah dipelajari siswa saat mereka duduk di kelas lima atau enam SD.

Panjang kerangka bangun ruang, luas permukaan , juga volume sudah didapatkan siswa saat SD, sehingga di SMP biasanya siswa tinggal dilatih dengan soal yang lebih beragam utamanya pemecahan masalah.

Mengukur panjang rusuk bangun ruang, dokumentasi pribadi 
Mengukur panjang rusuk bangun ruang, dokumentasi pribadi 

Namun ada yang berbeda hari ini. Ketika kelas membahas tentang panjang kerangka dan luas permukaan bangun ruang ada sebuah cerita yang menarik.

Pagi itu pembelajaran langsung saya awali dengan menggambarkan balok di papan tulis. Pada siswa diingatkan kembali tentang unsur-unsur bangun ruang yang meliputi sisi, rusuk juga titik sudut.

Sesudah belajar tentang unsur-unsur bangun ruang, siswa diajak belajar bagaimana cara mencari panjang kerangka.

Pada saat diskusi kelas tidak ada masalah. Siswa sepertinya paham bahwa panjang kerangka adalah jumlah semua panjang rusuk, dan luas permukaan adalah jumlah semua luas sisi

Tapi masalah timbul ketika siswa diberi soal untuk mencari panjang kerangka dan luas permukaan balok dengan ukuran tertentu.

Soal yang sangat sederhana dan diberikan berupa kalimat sebagai berikut:

Carilah panjang kerangka balok dengan panjang 15 cm, lebar 8 cm dan tinggi 6 cm!

Ketika semua siswa asyik berdiskusi dengan teman sebangku, dua orang maju mendekati saya. Sebutlah namanya Zaki dan Firman.

"Ada apa Zaki, Firman?" tanya saya.

"Maaf, Bu, mau tanya. Kerangka balok itu sebenarnya yang bagaimana ya? Terus cara menghitung panjang kerangka caranya bagaimana. Saya tadi kurang jelas " katanya agak ragu. 

Firman yang berdiri di belakangnya mengangguk menguatkan pertanyaan Zaki.

Sejenak saya terkejut. Wah, Ini hal yang baru setelah sekian lama saya mengajar matematika SMP.  Ternyata memahami bangun ruang lewat gambar yang dipampangkan di papan tulis sekarang masih menjadi  masalah bagi siswa tertentu.

"Tunggu ya, sambil tolong siapkan penggaris kalian," kata saya kemudian.

Bergegas saya menuju lemari display media pembelajaran matematika yang berada di ruang lain.

Contoh media pembelajaran matematika, sumber gambar: Gramedia 
Contoh media pembelajaran matematika, sumber gambar: Gramedia 

Sambil membawa dua kerangka balok yang terbuat dari besi , saya kembali ke kelas. Zaki dan Firman saya minta memegang kerangka tersebut dan langsung memegang bagian-bagian bangun ruang tersebut 

Rupanya mereka adalah anak kinestetik yang bisa belajar dengan baik jika menyentuh obyek yang dipelajari secara langsung.

Clear! Wajah keduanya mulai cerah. Bagian- bagian balok sudah berhasil dipahami dengan baik.

"Baik, sekarang mari kita hitung panjang kerangkanya," kata saya.

"Hitung panjang balok ini," kata saya lagi sambil menunjuk rusuk mendatar dari balok tersebut.

Zaki mengukur dengan penggaris.

"Lima belas sentimeter, Bu," katanya.

Firman langsung menyela. "Bukan Bu, enam belas sentimeter," katanya.

Lha kok tidak sama?

"Coba Zaki, ukur lagi." Kata saya. 

Zaki mengukur sekali lagi.  Benar, panjangnya lima belas sentimeter.

"Coba Firman, sekarang kamu yang mengukur," kata saya lagi.

Firman mengukur. "Enam belas, Bu," jawabnya pasti.

Saya tersenyum. Pantas jawaban mereka berbeda. Zaki mengukur panjang dimulai dari angka nol sementara Firman dimulai dari angka satu. He..he..

Saya lalu memperagakan cara mengukur panjang dengan benar. Bahwasanya panjang diukur dari angka nol, bukan satu.

Di atas adalah contoh learning loss dalam pembelajaran matematika di SMP kelas tujuh. Betapa pemahaman siswa terhadap konten sebelumnya begitu kurang. 

Berdiskusi dalam kelompok, dokumentasi pribadi 
Berdiskusi dalam kelompok, dokumentasi pribadi 

Setelah dirunut ke belakang ternyata mereka mendapat materi bangun ruang ini full daring. Oh, pantas pikir saya. 

Sebagaimana diketahui berdasarkan riset yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, pandemi Covid-19 telah menimbulkan  learning loss literasi dan numerasi pada siswa

Dari hasil riset yang dilakukan Kemdikbudristek terhadap 3.391 siswa SD dari 7 kabupaten/kota di 4 provinsi, pada bulan Januari 2020 dan April 2021, didapatkan data bahwa kemajuan belajar selama satu tahun berkurang secara signifikan

Untuk literasi, pembelajaran setahun setara dengan 6 bulan belajar, sedangkan untuk numerasi, pembelajaran setahun setara dengan 5 bulan belajar.

Dari diskusi dengan sesama guru, kami mendapatkan kesimpulan yang serupa, betapa penguasaan siswa kelas tujuh sekarang terhadap konten sangat mengalami kemunduran dibanding siswa sebelum pandemi.

Kemunduran terjadi pada kemampuan untuk melakukan operasi hitung, konsep bangun datar dan ruang, juga bagaimana menggunakan alat-alat matematika, seperti penggaris, jangka ataupun busur.

Bisa dimaklumi, bukankah saat daring sebagian besar siswa belajar sendiri dan sedikit sekali melakukan praktik?

Begitu ada masalah pada Zaki dan Firman, esok harinya skenario pembelajaran langsung saya ubah. 

Ya, untuk pembelajaran kali ini, media berupa kerangka bangun ruang harus dimanfaatkan kembali secara maksimal. Sebelumnya media ini jarang dipakai karena siswa bisa membayangkan bangun ruang dengan baik. 

Bagaimana skenarionya? Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan empat orang, lalu pada masing masing kelompok diberikan satu kerangka bangun ruang untuk diukur panjang rusuknya dan dihitung panjang kerangka dan luas permukaannya.

Sesudah dilakukan pengukuran dan menghitung panjang kerangka dan luas permukaan, tiap kelompok saling bertukar media dan melakukan pengukuran dan penghitungan kembali. 

Dengan penggunaan media ini siswa lebih antusias dalam belajar. Siswa bisa lebih memahami apa saja unsur-unsur bangun ruang, bagaimana cara mengukur yang benar, dan bagaimana menggunakan hasil pengukuran itu untuk menghitung panjang kerangka dan luas permukaan bangun ruang.

Mengamati unsur- unsur bangun ruang, dokumentasi pribadi 
Mengamati unsur- unsur bangun ruang, dokumentasi pribadi 

Ya, pembelajaran daring selama dua tahun sampai sekarang masih meninggalkan dampaknya berupa learning loss di sana- sini.

Tapi tak apa, ini masalah yang harus diatasi bersama. Dan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat adalah salah satu solusi untuk membantu siswa agar bisa belajar lebih baik, sehingga learning loss pelan-pelan bisa teratasi.

Semoga bermanfaat dan salam matematika:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun