Anak anak menatap layar LCD. Hari itu pada pembahasan materi Bilangan Bulat, Â guru menayangkan sebuah soal cerita. Soal yang lumayan panjang daripada soal hitungan biasanya.
Soal:Â
Jadwal latihan tiga tim bola voli untuk bermain di lapangan yang sama adalah: tim pertama latihan 4 hari sekali, tim kedua latihan 5 hari sekali, dan tim ketiga latihan 6 hari sekali. Jika tanggal 11 Desember 2000 ketiga tim itu mengadakan latihan bersama, Â pada tanggal berapa , mereka akan latihan bersama lagi?
Beberapa siswa mulai manggut-manggut. Ada yang segera mencatat. Ada pula yang menatap LCD dengan wajah segan. Â Duuh, soal cerita lagi.. pikir mereka.Â
Di atas adalah ilustrasi ketika pembelajaran matematika materi Bilangan Bulat sampai di bagian akhir.Â
Di materi ini siswa diajak belajar tentang berbagai operasi bilangan bulat mulai dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, juga tentang KPK ,FPB dan penggunaannya dalam memecahkan masalah matematika.
Dalam pembelajaran, siswa biasanya tidak begitu bermasalah ketika harus menyelesaikan soal-soal hitungan biasa. Contoh : 24 + (-67) = ....
         (5x13)-275=....
Masalah akan timbul ketika pada siswa disajikan soal cerita. Menurut pengalaman saya ketika mengajar matematika di  SD maupun SMP , soal cerita adalah bagian yang paling tidak disukai siswa.
"Yah... soal cerita lagi..," itu ungkapan yang sering saya dengar dari siswa.