Jam sudah menunjukkan sekitar pukul delapan. Suasana lalu lintas kota Malang tak begitu ramai. Kendaraan  kami terus melaju menuju terminal Arjosari.
Di lebaran hari keempat itu, kami berlima akan mengunjungi keluarga adik di Mojosari. Sebuah perjalanan tahunan yang menyenangkan.
Seperti tahun kemarin perjalanan dilakukan dengan bus. Karena harus berhenti di Japanan lalu oper, kami tak bisa naik bus patas. Bus patas langsung berhenti di Surabaya lewat tol. Karenanya kami baru bisa turun di Bungurasih Surabaya.
Rencananya sebelumnya kami ingin naik kereta api ke Bangil, lalu naik bus kecil ke arah Mojosari. Tapi ternyata bus arah Bangil berangkat jam 05.10 pagi. Wah, ruwet sekali pasti persiapannya. Apalagi dalam rombongan kami ada dua anak kecil.
Dekat arah terminal, di daerah Polowijen kepadatan lalu lintas mulai terasa. Lebih- lebih ketika kami memasuki gerbang terminal.
Kedatangan kami mulai disambut oleh pencari penumpang dan penjual makanan.
"Jember? Probolinggo? "
"Boyo... Boyo..?"
"Yang anget..yang anget.. Â lumpia..lumpia . Sarapan.."
"Kacang..kacang .. mente..mente..."
Seorang pencari penumpang mendekati kami.
"Mbak, Ten pundi?"
"Japanan , Mas.!" jawab saya singkat sambil melihat lalu-lalang bus yang keluar masuk.