Hal yang tidak boleh dilakukan, bagaimanapun juga manusia punya keterbatasan ingatan. Jika materi sudah menumpuk, maka untuk membuka ingatan kita perlu membuka catatan.
Mencatat sangat diperlukan agar apa yang dipelajari lebih melekat dalam ingatan. "Ikatlah ilmu itu dengan mencatatnya," demikian nasehat bijak dari Imam Syafi i ra.
2. Malas bertanya
Beberapa siswa malas bertanya meskipun dia belum mengerti. Ada banyak alasan yang membuat siswa takut bertanya. Takut pada guru, atau malu jika terlihat bodoh, padahal tidak ada pertanyaan yang bodoh dalam pembelajaran.Â
Setiap pertanyaan pasti bermanfaat, baik untuk membuka ilmu bagi diri sendiri maupun siswa yang lain. Kadang pertanyaan yang dilontarkan bisa membantu siswa lain yang belum jelas pada masalah yang serupa.
3. Tidak memahami konsep dasar. Karena malas bertanya akhirnya konsep dasar tidak dimengerti. Akibat tidak memahami konsep dasar, belajar materi berikutnya semakin sulit dan pada akhirnya siswa merasa bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit.
4. Malas berlatih. Nah, ini penyakit yang paling umum. Sesudah mempelajari satu konsep, latihan sangat diperlukan. Jika latihan soal yang mudah sudah lancar sebaiknya mengembangkan diri sendiri dengan mengerjakan soal sedang ataupun sulit. Mengerjakan soal dengan berbagai variasi akan membuat kemampuan memecahkan soal matematika semakin meningkat.
5. Suka menggunakan alat bantu hitung (kalkulator)
Ini penyakit yang banyak dialami siswa setelah pandemi. Belajar dengan gadget di rumah membuat mereka mudah sekali menggunakan kalkulator saat memecahkan masalah hitungan.Â