Ketiga: Â karena terdapat pohon yang menyerupai tangan di ujung jalan menuju arah Alun-Alun. Ketika itu kawasan Alun-Alun Jalan Merdeka mulai berkembang.
Keempat: Â menurut keterangan warga asli setempat, Â sewaktu ia masih kecil, jalan-jalan di kawasan ini banyak ditanami pohon yang daunnya berbentuk aneh. Daun mirip telapak tangan yang mengembang.
Bahwa kayu tangan adalah nama tanaman, ternyata  disebutkan di dalam buku botani ilmiah berbahasa Belanda berjudul Nieuw Plantkundig Woordenboek voor Nederlandsch Indi.
Dalam buku tersebut diterangkan bahwa tanaman "kayu tangan" memiliki nama ilmiah Euphorbia Tirucalli L.
Disebutkan pula bahwa masyarakat Jawa menamakan tanaman ini dengan kayu tangan dikarenakan ketika tanaman ini tumbuh bentuknya mirip dengan tangan.
Berempat kami berfoto di sepanjang jalan Kajoetangan. Hawa yang sejuk dan sangat bersahabat membuat kegiatan jalan-jalan tak terasa melelahkan. Hanya sayang pagi itu tidak ada konser musik seperti yang kami harapkan.
Ya, Kajoetangan adalah salah satu tempat warga Malang berekspresi seni. Karenanya di salah satu bagian Kajoetangan terdapat jadwal perform berbagai kelompok musik Malang.
Tampak pada jadwal pada hari biasa perform grup musik dilakukan pukul 18.00-21.00 di hari Senin-Jum at , dan pukul 06.00-09.00 serta 18.00-21.00 di hari Sabtu dan Minggu.  Pada bulan Ramadhan perform  dilakukan pukul 15.00-18.00 dari hari Senin sampai Minggu.
Matahari semakin naik. Ketika jam menunjukkan sekitar pukul setengah sepuluh jalan- jalan pun diakhiri.
Kami segera menuju parkiran mengambil sepeda. Lalu-lalang kendaraan mulai banyak. Kajoetangan terus berbenah. Perubahan terjadi di mana-mana. Pada kampung-kampungnya, toko-tokonya, Â juga manusianya.
Ya, perubahan adalah sebuah keniscayaan. Tidak ada yang tidak berubah, selain dari perubahan itu sendiri.