Masuk jam lima pagi...? Oh, tidak terbayang rasanya.Â
Jika jam lima pagi pembelajaran atau apel sudah dimulai di sekolah, paling tidak siswa berangkat dari rumah sekitar pukul setengah lima pagi. Lalu siswa harus bangun jam berapa? Bangun pagi, mandi, sarapan dan siap-siap berangkat ke sekolah paling tidak memerlukan waktu satu jam.
Jika siswa harus bangun jam setengah empat pagi yaitu sejam sebelum berangkat sekolah, lalu jam berapa ibunya harus bangun? Ibu, manusia super sibuk di pagi hari tentunya harus bangun lebih pagi lagi.
Masuk jam lima pagi mengingatkan saya saat harus mengikuti ospek kampus sekitar akhir tahun 80an. Saat itu senior kami menetapkan bahwa jam lima pagi para maba harus sudah masuk pintu gerbang kampus. Lewat satu menit saja hukuman sudah siap menanti.
Namanya mahasiswa baru, apapun kami jalani asal tidak kena hukuman. Jam empat kurang saya sudah bangun. Mandi dan sholat Subuh dilaksanakan dalam tempo yang sesingkat singkatnya dan... langsung menuju jalan besar untuk mencari mikrolet.
Ya, saat itu jarang yang punya sepeda motor. Andalan kami adalah jalan atau naik kendaraan umum.
Persiapan yang begitu tergesa-gesa membuat kami benar benar stres. Sarapan? Aih, jangan mimpi. Apa ingin terlambat dan mendapat hukuman dari kakak kakak senior?
Akibat stres campur lapar, saat kegiatan inti dimulai (kegiatan inti saat itu adalah Penataran P4 pola 100 jam) kira-kira jam delapan banyak peserta yang tertidur, termasuk saya.
Saat materi yang ada dalam benak kami hanya berharap jam berapa snack akan dibagikan. Perut sudah lapar sekali. Duh...