Open Studio Yusa Art, Sebuah Cerita Tentang Perjalanan Mencari Jati Diri

Hari Sabtu kemarin saya berkesempatan melihat Open Studio Yusa Art yang diadakan di Perumahan Pungging Mojosari.

 Sesuai namanya, pada acara ini Yusa Art membuka studionya, dan mempersilakan orang lain untuk datang dan menikmati berbagai lukisan yang ada di studio.

Hawa yang demikian panas langsung terasa adem ketika kami masuk rumah pelukis Yusa Effendy yang berlokasi di Perumahan Pungging Permai Mojosari.

Baca juga: Ketika Kami Berdiskusi tentang "Rumus Jokowi"

Pohon kamboja kuning dengan bunganya yang bermunculan seolah tersenyum menyambut kedatangan kami. Berbagai tanaman yang tumbuh di halaman membuat hawa terasa lebih sejuk.

Open Studio ini dilaksanakan dua hari yakni tanggal 21 dan 22 Januari 2023. Acara dikemas dengan santai dan akrab. Sementara persiapan sudah dilakukan dengan cermat beberapa hari sebelumnya.

Pengunjung Open Studio, dokumentasi pribadi 

Baca juga: Karena Belajar adalah Sebuah Proses yang Menyenangkan

Open Studio berlangsung mulai pagi hingga malam hari, di Studio Yusa Art yang berada di kediaman Pak Yusa lantai dua.

Ada sekitar 130 lebih karya yang dipamerkan. Karya-karya tersebut  bercerita tentang perjalanan Pak Yusa dalam menggeluti dunia seni rupa.

Baca juga: Berkunjung ke Kampung 3G, Usaha Menanamkan Cinta Lingkungan Sejak Dini

Berbagai karya yang dipamerkan, dokumentasi pribadi 

Ya, karya yang dipamerkan menggambarkan perjalanan Pak Yusa selama 33 tahun menggeluti karya seni lukis . Dalam kurun waktu yang panjang, lulusan Seni Rupa IKIP Malang ini berusaha mencari jati dirinya dalam berkesenian.

Cerita tiga puluh tiga tahun perjalanan, dokumentasi pribadi 

Dalam Open Studio tersebut Pak Yusa menceritakan pada pengunjung tentang perjalanan melukisnya, mulai dari inspirasi yang didapat, aliran seni yang dianut , juga makna dari lukisan yang dipamerkan.

Sangat menarik, melalui Open Studio tampak juga tokoh tokoh yang menjadi inspirasi dari Pak Yusa. 

Dari bidang seni tampak tokoh Pablo Picasso, Salvador Dali, Basuki Abdullah, Affandi juga Vincent Van Gogh. Ya, tokoh dengan berbagai aliran yang sangat mempengaruhi karya Pak Yusa.

Selain tokoh seni, tokoh sains juga tak luput dari perhatian Pak Yusa. Seperti Albert Einstein misalnya.

Berfoto di depan lukisan Albert Einstein, dokumentasi pribadi 

Dari bidang agama tampak lukisan Mustofa Bisri, Gus Dur, Syafi'i Maarif juga Bunda Teresa , sementara dari bidang politik ada lukisan Pak Jokowi. Rupanya Pak Yu ada adalah penggemar berat Pak Jokowi.

Pak Jokowi, dokumentasi pribadi 

 Yang sangat menonjol adalah  banyaknya lukisan tokoh  dalam bidang musik seperti Freddy Mercury, Iwan Fals, John Lennon dan banyak lagi. Selain melukis, hobby apak Yusa yang lain adalah bermain musik.

Lukisan John Lennon, dokumentasi pribadi 

Open Studio tidak hanya berupa pameran dan penjelasan dari Pak Yusa tentang karya-karyanya,  namun juga diselingi dengan diskusi dari para seniman yang datang.

Diskusi berjalan hangat dan akrab.
Lebih-lebih  ketika di sela- sela diskusi para peserta  memainkan alat musik dan menyanyi bersama.

Lagu-lagu dibawakan dengan begitu mantap meski kadang diselingi gurauan. Ada lagu dari Ebiet, Ari Wibowo, God Bless  ataupun Koes Plus.

Selain dari kalangan seniman pengunjung Open Studio juga didatangi guru-guru dari berbagai TK. Ya, dalam keseharian Pak Yusa banyak memberikan pelajaran ekstrakurikuler menggambar untuk anak TK di daerah Mojokerto dan sekitarnya.

Dalam perjalanannya Pak Yusa juga pernah mendapatkan penghargaan dari Top Summer Art TV and Digital Edition Certificate for Artistic Merit sebagai  Extraordinary Creativity and Chromatic Sensitivity Shown.

Penghargaan untuk Pak Yusa, Sumber gambar: i.g Effendyyusa 

Sebuah perjalanan yang menarik. Pelajaran berharga yang bisa diambil dari Open Studio ini adalah bahwasanya berkesenian adalah perjalanan yang panjang. 

Nikmati setiap moment dan jalani dengan penuh kesabaran, karena dari moment-moment tersebut seorang seniman pada akhirnya akan menemukan jati dirinya.

Salam Kompasiana:)