2. Pembagian kelompok saat Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila harus lebih dicermati. Jika perlu sesudah satu tema, kelompok dibuat baru lagi supaya siswa belajar bekerja sama dengan teman-teman yang berbeda karakter.
3. Masalah pembiayaan. Kegiatan projek yang melibatkan narasumber dari luar atau bahkan mengajak siswa keluar tentunya membutuhkan dana dalam pelaksanaannya. Untuk itu kerjasama dengan orang tua melalui paguyuban atau komite sekolah sangat diperlukan.
1. Siswa lebih berani dalam mengutarakan pendapat ataupun mengeksplor kemampuan. Ini tampak saat mereka harua mempresentasikan hasil pekerjaan atau harus bekerjasama membuat srbuah karya. Talenta-talenta tersembunyi langsung bermunculan saat itu.
2. Siswa lebih akrab dan mengenal teman temannya. Di awal tahun ajaran, siswa yang selama dua tahun belajar daring mengalami perubahan tingkah laku. Yang paling tampak adalah mereka canggung untuk bergaul atau berkenala dengan sesama teman, sekarang tidak. Bahkan karena mereka sering mengerjakan projek bersama -sama di aula, siswa antar kelas bisa saling mengenal dengan baik.
3. Siswa lebih bisa bertanggung jawab dalam kelompok. Saling bertenggang rasa dan bisa bekerja sama dengan teman-teman dengan karakter yang berbeda-befa.
4. Tidak hanya siswa guru yang tergabung dalam komite pembelajaran bisa belajar saling bekerja sama alam menjalankan sebuah projek.
Tidak bisa dipungkiri sekarang banyak muncul kesenjangan antara guru senior dengan yunior. Guru yunior memiliki keunggulan dalm penguasaan IT sementara guru senior memiliki jam terbang yang lebih banyak. Kolaborasi yang bagus di antara keduanya akan menciptakan suasana kerja yang dinamis dan menyenangkan.
Mari belajar bersama, hebat bersama dan majulah pendidikan Indonesia..
Salam edukasi..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI