Ketika acara dimulai suasana semakin meriah. Menurut berita ada sekitar 6000 anak yang ikut senam pagi itu. Seragamnya berwarna warni. Tiap warna menunjukkan dari kecamatan mana TK/PAUD itu berasal.
Sambil menonton, saya sungguh merasa salut dengan guru-guru TK dan PAUD yang dengan sabar mendampingi siswanya di lapangan. Tentunya bukan hal yang mudah melatih anak- anak sekecil itu senam bersama.Â
Oh ya, saat itu orang tua sama sekali tak boleh masuk lapangan. Jadi lapangan 'dikuasai' para guru, siswa TK dan PAUD dan tentunya panitia.Â
Acara senam selesai dengan dikomando siswa segera balik kanan untuk keluar dari stadion dengan tetap dalam panduan guru-guru mereka.Â
Pemandangan yang menarik bagi saya adalah saat berjalan anak-anak memegang pundak teman di depannya supaya tidak lepas dari barisan. Dari kejauhan tampak seperti ulat yang berwarna warni. Hehe...
Selesai atraksi siswa, ganti guru-guru menyajikan tari Profil Pelajar Pancasila. Pada gambar di atas barisan yang berwarna biru di belakang adalah para guru sedang menari bersama.
Ketika itu tiba-tiba saya merasa baju saya ditarik-tarik dari belakang, "Bu, jangan berdiri disitu..Yang belakang tidak kelihatan," kata Mbak yang menarik baju saya.Â
Saya melihat sekitar. Saat itulah saya baru sadar bahwa sekitar saya semakin penuh manusia. Bahkan saya sudah tak bisa bergerak lagi. Orang-orang mulai ribut karena pandangannya tertutup yang lain.Â
"Ayo... Ayo yang berdiri itu pindah," kata ibu-ibu yang duduk tidak sabar.
Saya bingung, agak jengkel juga. Pindah ke mana? Masa mumbul? Tidak ada tempat begini.Â
Melihat kondisi yang semakin kurang bagus di mana penonton makin banyak dan mulai emosi ditambah hawa yang juga mulai panas dengan sedikit memaksa saya mencari jalan keluar. Â